Yamantaka
Yamantaka Maha Vajra adalah salah satu dari Panca Maha Vajra di dalam Tantra, termasuk Golongan Tantra Ayah. Yamantaka berasal dari kata Yama dan juga Taka Yama artinya adalah kematian dan Taka dapat diartikan sebagai menakhlukani. Yamantaka, juga dikenal sebagai Vajra Bhairava (Tib: Dorje Jinje) merupakan Tubuh Cakra Pengajaran dan Titah dari Manjushri Bodhisatva. Manjushri Bodhisatva (Wen Shu Shi Lu Pu Sa / Man Shu Shi Li Pu Sa) sendiri merupakan Perwujudan Maha Prajna yang Sempurna dari Para Buddha di Sepuluh Penjuru dan Tiga Masa, juga merupakan Guru dari Tujuh Buddha Masa Lalu, Manjushri Bodhisatva dahulu adalah Tathagata Long Zhong Shang Zun Wang Ru Lai , sekarang adalah Tathagata Huan Xi Zang Mo Ni Bao Jing Ru Lai , dan kelak adalah Tathagata Pu Xian Ru Lai.
Di Bumi Tibet ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa Yamantaka muncul untuk meankhlukan Yamaraja, dalam legenda itu dikisahkan bahwa pada suatu waktu di jaman dahulu di Bumi Tibet Yamaraja telah membunuh banyak orang, ia membunuh dan memakan manusia, melihat hal ini Manjushri Bodhisatva sebagai bentuk Maitri Karuna Nya mewujudkan diri nya menjadi wujud Krodha yang seperti Yamaraja, namun lebih unggul dari Yamaraja dan menkahlukan Yamaraja, itulah Yamantaka. Legenda ini sebenarnya memiliki makna yang mendalam. Yamantaka menakhlukan Yamaraja dalam cerita bermakna Kesadaran Anuttara memasuki kesadaran rendah, juga berarti proses Transformasi Lima racun menjadi Lima Prajna. Yamaraja di dalam cerita ini bukan menunjuk kepada Raja Yama (Yan Lou Wang) yang bertugas di Naraka (Raja Yama yang bertugas di neraka sebenarnya adalah manifestasi dari Ksitigarbha Bodhisatva), tetapi Yamaraja di sini adalah perwujudan dari segala kualitas buruk yang berada di dalam diri para insan, Para insan dibunuh dan dimangsa oleh Yamaraja dalam legenda ini, melambangkan kualitas buruk akibat racun - racun batin yang berada di dalam diri para insan dan masih membelengu nya, sehingga insan para insan masih berada di dalam samsara. Dan Yamantaka menaklukan Yamaraja dengan wujud yang seperti Yamaraja namun lebih unggul dari Yamaraja berarti malalui aktivitas Nya, Yamantaka dapat menkhlukan lima racun batin di dalam diri para insan dan mentransformasikan nya menjadi Panca Prajna dengan daya upaya yang paling sesuai dengan kecendrungan yang berbeda - beda pada diri setiap insan. Dengan melaksanakan latihan dari Yamantaka seseorang akan dapat menakhlukan lima racun di dalam dir nya dan mentransformasikan menjadi lima prajna dan pada akhirnya juga dapat merealisasikan kualitas dariYamantaka, yang tidak laina dalah kualitas dari Manjushri Bodhisatva, yang sebenarnya juga merupakan kulitas sejati dari Dharmakaya.
Trikaya dari Yamantaka:
Dharmakaya (Tubuh Kebijaksanaan Agung): Amitabha Buddha
Sambhogakaya (Tubuh Kebahagiaan Agung): Manjushri Bodhisatva
Nirmanakaya (Tubuh Manifestasi yang melakukan aktivitas): Yamantaka
Makna dari wujud Yamantaka
Yamantaka memiliki 9 kepala melambangkan 9 Yana (9 Tahapan dalam Dzogchen), juga melambangkan 9 Sutra Mahayana, serta melambangkan aktivitas Maitri Karuna untuk membebaskan 9 Alam (Sembilan Jenis Kondisi Alam di Enam alam Gati, yang terlahir dalam 4 macam cara)
(Perwujudan Yamantaka sangat banyak, ada yang berkepala satu. Berkepala satu melambangkan hanya ada satu kebenaran sejati)
Kepala yang berbentuk Kepala Kerbau bermakna menakhlukkan Yama / Kematian
3 Kepala di kiri, kepala yang di sebelah kepala utama berwarna abu - abu bermakna kematian, di sebelah kiri kepala tersebut adalah kepala yang bewarna putih bermakna kesucian, kepala yang di paling kiri berwarna hitam bermakna angkara murka
3 Kepala di kanan, kepala yang di sebelah kepala utama berwarna kuning bermakna kedamaian, di sebelah kanannya adalah kepala yang berwarna biru bermakna otoritas, dna di paling kanan adalah kepala yang berwarna merah bermakna angkara murka
Di atas kepala utama terdapat kepala yang berwarna merah melambangkan Mara yang menelan insan (menelan di sini bermakna membuat insan berada di dalam samsara)
Kepala yang paling atas adalah Kepala Manjushri Bodhisatva melambangkan Kebijaksanaan, Kedamaian, dan Maitri Karuna
Rambut yang berdiri melambangkan sudah merealisasikan Buddhata
5 Tengkorak melambangkan Panca Prajna dari Panca Buddha Vajra, juga melambangkan penakhlukkan terhadak Lima Racun Batin
Setiap kepala memiliki 3 mata melabangkan melihat ketiga waktu
Sepasang tanduk melambangkan Kye Rim dan Dzog Rim (Tingkatan Awal dan Tingkatan Kesempurnaan)
34 Lengan besarta tubuh, ucapan dan pikiran dari Yamantaka melabangkan 37 Praktek Bodhisatva
34 Lengan yang membentuk Mudra Penakhlukan melambangkan kekuasaan mutlak terhadap segala hal
17 telapak tangan kiri yang menghadap ke atas bermakna memberikan Persembahan Kepada Semua Buddha dan Bodhisatva di Sepuluh Penjuru dan Tiga Masa
17 telapak tangan kanan yang menghadap ke bawah bermakna menakhlukkan Semua Mara dan Dewa
16 Kaki melambangkan 16 Bentuk Kesunyataan, juga melambangkan 16 Tingkatan Mahasukha
Yamantaka bersatu dengan Pasangan (Vajra Vetali) melambangkan penyatuan antara Metode danKebijaksanaan
Yamantaka dan Vajra Vetali masing - masing bertubuh biru melambangkan Kesunyataan
Mengenakan kalung dari untaian 50 kepala manusia berdarah segar melambangkan sudah terbebas dari segala bentuk pikiran (Dualisme Pikiran)
Menjadikan tulang sebagai ornamen melambangkan 6 Aktivitas Bodhisatva
Kaki kanan menginjak manusia, kerbau, banteng, keledai, onta, anjing, domba, dan srigala melambangkan Asta Siddhi (8 Pencapaian). Di bawah hewan - hewan ini terdapat Para Dewa dari Triloka: Mahesvara, Visnu, Brahma, dan Indra melambangkan Keunggulan dari Buddhisme
Kaki kiri menginjak rajawali, burung hantu, gagak, nuri, pipit , elang, dan burung onta melambangkan 8 Bentuk Pembebasan. Di bawah hewan - hewan ini terdapat, Mara Berkepala 6, Dewa berkepala Gajah, Dewa Surya, dan Dewa Chandra melambangkan Yamantaka Tantra melampaui dunia biasa (adi duniawi)
Pasangan Yamantaka adalah Vajra Vetali, merupakan Manifestasi dari Sarasvati Devi (Sarasvati Devi adalah pasangan dari Manjushri Bodhisatva). Tangan Kanannya memegang Drikug melambangkan menghancurkan racun - racun batin dan tangan kiri nya memegang Kapala yang penuh darah melambangkan Maha Sukha, Kapala ini berisi darah dari 4 Mara, yaitu Klesa Mara, Mrtyu Mara, Skandha Mara, dan Devaputra Mara
Sadhana dari Yamantaka berasal dari Sutra yang disabdakan Buddha dan juga Terma (Harta Terpendam berupa Ajaran) dari Guru Padmasambhava. Perwujudan Yamantaka sendiri ada bermacam - macam, ada Yamantaka Biru, Yamantaka Hitam, Yamantaka Merah, Yamantaka Kuning, dan berbagai perwujudan lainnya. Di Tibet, Yamantaka Tantra ada di berbagai Silsilah Tantra dari Empat Aliran Besar. Di dalam Tradisi Gelugpa, Yamantaka melupakan Dharmapala Utama dari Maha Guru Je Tsongkapa dan juga merupakan Yidam yang sangat diutamakan dalam Aliran Gelugpa. Yamantaka sangat dihormati oleh Aliran Gelugpa, maupun oleh orang - orang Tibet, Yamantaka merupakan salah satu Adinata yang sangat diutamakan dan dihormati di Bumi Tibet. Saat ini Yamantaka juga merupakan Dharmapala Utama dari Yang Arya Dharmaraja Lian Sheng, melindungi silsilah Satya Buddha, menyingkirkan segala rintangan dan gangguan, serta mankhlukkan Mara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar