般若佛母
Prajnaparamita Baghavati
文╱釋蓮拂金剛上師
Oleh Vajracarya Shi Lianfu
般若佛母讚: Pujian Kepada Prajnaparamita Baghavati
離言思之般若波羅蜜
Prajnaparamita yang tak terkatakan dan tak terperikan
無生無遮虛空般自性
Hakekatnya bagaikan angkasa tiada dilahirkan dan tiada yang merintangi
各各自證智慧所緣處
Dengan berbagai metode masing-masing merealisasikan Prajna
三世諸佛之母我禮敬
Kepada Bunda Buddha Tiga Masa ku bersujud.
Syair pujian empat kalimat untuk Prajnaparamita Baghavati ini sangat terkenal, ddalam tradisi di vihara-vihara Tibet sebelum memulai sesi pelafalan Prajnaparamita sutra akan melafalkan empat kata pujian tersebut. Asal muasal dari Pujian Empat kalimat ini sangat istimewa, yaitu digubah sendiri oleh Sakyamuni Budha pada masa sebelum menampilkan pencapaian Kebuddhaan, syair pujian ini dibuat untuk Ibu Nya sendiri.
Prajnaparamita Baghavati (般若佛母 – Boruofomu) dalam bahasa Tibet adalah “Sharpyinma”,disebut juga Bunda Sang Baghavan (薄伽梵母 – Bojiafan mu) , termasuk dalam Yidam Kriyatantra, perwujudan Beliau ada yang berwarna putih, berlengan atu empat dan lain sebagainya. Prajnaparamita Baghavati adalah Yidam Kesunyataan, juga merupakan seorang Yidam penyingkir rintangan yang memiliki Dharmabala.
Kebanyakan penggambaran dari Prajnaparamita Baghavati adalah bermuka satu dan berlengan empat, tubuh berwarna kuning, dua tangan di tengah membentuk mudra dhyana Amitabah Buddha, tangan kanan yang berikutnya membawa sebuah vajra navasula berwarna kuning keemasan yang berdiri , tangan kiri yang lain menopang Sutra Prajna. Prajnaparamita Baghavati tampil dalam rupa seorang Dewi, bertubuh semampai, kepala mengenakan mahkota ratna, tubuh mengenakan jubah surgawi dan dihiasi dengan untaian mestika. Mempunyai lima macam keagungan Samboghakaya. Duduk dengan posisi Vajraparyanka diatas padmasana surya dan candra, suryasana dan candrasana melambangkan Bodhicitta absolut dan duniawi.
Prajnaparamita Baghavati adalah adinata dari Sutra Prajna, juga merupakan yidam kesunyataan. Dalam Buddhisme , Kebijaksanaan Prajna disebut sebagai Bunda dari Tiga yana.Baik itu pembebasan maupun Kebuddhaan, semua harus merealisasikan Prajna Kebijaksanan. Jika dipadukan dengan tekad untuk meninggalkan kemelkatan duniawi, maka akan memperoleh buah Kebuddhaan, maka disebut sebagai Buddha Matrka (Ibu Buddha). Merupakan baghavati personifikasi dari Prajna Kesunyataan.
Prajna Kesunyataan dilambangkan sebagai Buddha Matrka dan meskipun merupakan salah satu kunci keharusan dalam pencapaian Kebuddhaan, namun tidak selalu pasti melahirkan pencapaian Buddha, maka dari itulah perlu digabungkan dengan Bodhicitta.
Oleh karena para Buddha pada masa lampau , saat ini dan yang akan datang, terlahir dari Prajna Kesunyataan, maka dalam diktat tata ritual tantra, Prajna Kesunyataan disebut sebagai Bunda dari Buddha Tiga Masa.
【Prajnaparamita Baghavati】
Prajnaparamita Baghavati merupakan Buddha Matrka yang teragung, semua para baghavati lahir dari Prajnaparamita Baghavati. Prajnaparamita Baghavati merupakan Bahgavati yang tertinggi.
Ada tertulis dalam Mahaprajnaparamitasastra :
“Prajnapramita adalah Ibu Para Buddha, diantara ayah dan ibu, pahala kebajikan dari ibu adalah yang utama, oleh karena itulah Buddha beribukan Prajna.”
Juga tertulis :
“Prajnaparamita adalah Bunda Para Buddha, Dharma adalah Guru Para Buddha, sedangkan Dharma adalah Prajnaparamita, jika sosok Guru ada pada Ibu , bukan merupakan sebuah kegagalan.”
Dalam Bab Mahavarga Boruosatuopolun :
“Mahaprajnaparamita merupakan Bunda dari Para Bodhisattva, dapat melahirkan Para Buddha dan menuntun Bodhisattva.”
Prajnaparamita Baghavati muncul dari Mahaprajnaparamitasutra dan Prajnahrdayasutra (Sutra Hati), Para Tathagata di Tiga Masa mencapai realisasi dari Kebijaksanaan luhur dari Prajna, maka Prajnaparamita disebut sebagai Buddha Ibu yang mampu melahirkan Para Buddha Tiga Masa.
Prajnaparamita Baghavati merupakan personifikasi dari Prajnaparamitahrdyasutra, oleh karena itulah dijuluki sebagai Dewi dari Sutra Hati. Kelompok Sutra – Sutra Prajna merupakan fondasi dari Buddhisme Mahayana.
Vajrachedikkasutra merupakan ringkasan dari Mahaprajnaparamitasutra, sedangkan Sutra Hati merupakan intisari dari Sutra Prajna. Semua Buddha di Tiga Masa mencapai Anuttarasamyaksamboddhi dengan berlindung pada sarvajna dari Prajnaparamita.
Buddhisme Tibet menyebut Sutra Hati sebagai Buddha Matrka nan Agung dari Buddha Tiga Masa, menampilkan dalam rupa seorang wanita, menyimbolkan Prajna Kesunyataan yang Tertinggi. Kata Buddha Matrka bukan menunjuk pada satu individu, melainkan sebuah perlambang Para Buddha mencapai realisasi dari Prajna.
Dalam Mahayana, terlebih adalah tantrayana, seringkali melihat Prajna sebagai bentuk feminim dari sirkulasi hukum semesta, sehingga melahirkan personifikasi sebagai Dewi atau Baghavati, seperti halnya dengan Prajnaparamita Baghavati merupakan personifikasi dari Sutra Hati.
【Mantra Prajnaparamita Baghavati】
Mahamantra yang tercatat dalam Prajnaparamitasutra merupakan mantra dari Prajnaparamita Baghavati, melambangkan kemampuan dalam menyelamatkan diri sendiri maupun makhluk lain mencapai Pantai Seberang, mematahkan kilesha dan berbagai rintangan avidya, merealisasikan sarvajna dari Nirvana, yaitu merealisasi sarvajna dari sarvadharma dengan cara mematahkan semua rintangan jnana, supaya mencapai Samboddhi, merealisasikan Kebuddhaan.
Para Buddha di Tiga Masa mencapai Anuttarasamyaksamboddhi dengan berlindung pada sarvajna dari Prajnaparamita.
Mantra dari Prajnapramita Baghavati seperti yang tertulis dalam Sutra Hati : “Ketahuilah oleh karena itu Prajnaparamita adalah Mahamantra, Mahavidyamantra, Anuttaramantra, Asamasamatimantra, mampu menyingkirkan semua dukha, demikian benar adanya.”
Memiliki manfaat tak terhingga maka disebut Mahamantra.
Tiada kegelapan yang tak tercerahkan, maka disebut Mahavidyamantra.
Yang paling utama dan terunggul, maka disebut Anuttaramantra.
Mengandung semua Dharma tertinggi, makna dari Dharani, merealisasikan Mahanirvana dan Mahaboddhi, memasuki Samadhi Buddha, merealisasikan rupa sejati, sehingga memperoleh mudradhara, dengan alamiah tiada kilesha, tiada dukha yang tak tersingkirkan. Oleh karena itulah disebut sebagai Raja Mantra.
Mantra Prajnaparamita Baghavati :
“Tadyatha : Om. Gate Gate. Paragate. Parasamgate. Boddhi. Svaha”
般若佛母心咒:爹雅他。 嗡。 揭諦。揭諦。波羅揭諦。波羅僧揭諦。菩提。梭哈。
Makna singkatnya adalah “mahaprajna mencapai pantai seberang!”
【Prajna】
般若(bore),merupakan lafal mandarin dari bahasa sansekerta Prajna atau yang berarti Kebijaksanaan Agung. Buddha menyebutnya sebagai Kebijaksanaan untuk menginsafi kesejatian dari segala sesuatu, untuk membedakan dengan kebijaksanaan duniawi biasa, maka kaum Buddhisme Tiongkok tetap mengucapkannya dengan lafal sansekerta.
Dua suku kata saja “Prajna”, merupakan intisari dari apa yang diajarkan Buddha dalam memutar Dharmacakra 2600 tahun yang lalu. Yang diajarkan adalah metode Prajna. Dulu saat Guru Leluhur kita, Boddhidharma datang dari India masuk ke Tiongkok, yang diajarkan Beliau juga adalah ini, yaitu supaya siswa Nya bisa mencapai pencerahan.
Dalam Mahayana disebut sebagai Ibu Para Buddha, Prajna bukan kebijaksanaan biasa, merupakan kebijaksanaan agung yang mampu menembusi kebenaran sejati, menyadari kebenaran, merealisasikan dan moksa, yaitu Kebijaksanaan yang membawa untuk melampaui awam mencapai kesucian. Ini bukanlah kepintaran biasa, ini merupakan kebijaksanaan akar dari kebenaran. Kebijaksanaan akar adalah melampaui kepintaran dan kebijaksanaan biasa, mampu memahami makna dari kehidupan dan Sifat sejati.
Hal ini sama sekali bukan diperoleh dari pemikiran dan teori belaka, melainkan tubuh dan batin berusaha masuk dan merealisasikan Prajna.
Kebijaksanaan yang demikian barulah disebut sebagai Prajna, merupakan Prajna Tathagata. Maka kata “kebijaksanaan” juga tidak dapat mewakili makna sejati dari kata Prajna.
Dalam semua sutra Buddha dan semua karya dari Para Bodhisattva Sangha dimasa belakangan, vajracedhikkasutra dimasukan dalam kelompok Prajna, maka disebut sebagai vajracedhikkaprajnaparamitasutra.
Prajna mengandung lima hal:
1. Prajna karakteristik sejati.
2. Prajna Realisasi.
3. Prajna tertulis.
4. Prajna upaya kausalya.
5. Prajna kerabat.
Kelimanya ini mengandung intisari Vajraprajna.
Tiap orang harus mempunyai Mahaprajna, yaitu bibit Prajna ; Prajna pengetahuan merupakan kemampuan untuk membedakan semua macam kebijaksanaan di dunia. Sedangkan kemampuan untuk membedakan sifat kecenderungan tiap manusia adalah Prajnasarvajna.
Apa itu agung ? Agung adalah “Maha”. Sedangkan Mahaprajna adalah Kebijaksanaan Agung yang tiada batas, angkasa tanpa batas, tiada batas, tiada awal dan tiada akhir, sepenuhnya menyatu dengan kebenaran, inilah yang dinamakan MAHA.
Realisasi pencerahan disebut Maha, tidak persegi juga tidak bundar, tidak besar dan tidak kecil, tiada atas-bawah, tiada panjang dan pendek, bukan merah – putih – biru maupun kuning, tiada suka maupun gembira, tiada benar dan tiada salah, tiada awal dan tiada akhir.
Tiga poin dalam Buddhisme adalah :
Jalan tengah, Bodhicitta dan tekad meninggalkan kemelekatan duniawi.
Kita berbhavana hendaknya merealisasikan Mahaprajna dari Prajnapramita Baghavati, tidak mengambil dan tidak melepas, tidak melekat pada kedua sisi, tidak ternoda oleh kosong dan ada. Jika telah tercerahkan dan mencapai kesempurnaan, maka berarti telah mencapai realisasi utama. Sifat sejati yang parisuddhi, inilah Kebuddhaan dalam kehidupan sata ini juga !
Anda adalah Tathagata, datang dan pergi dengan leluasa , tiada kilesha, tiada lahir dan tiada mati, tiada awal dan tiada akhir.
Biksu Senior Guangqin (廣欽老和尚) sesaat sebelum meninggal dunia, Beliau mengucapkan sepatah kata : “tiada datang , tiada pergi dan tiada jejak!”
Prajnaparamita Baghavati merupakan Prajna dari Tathagata, merupakan Prajna sifat sejati yang parisuddhi, Prajna Yang Terutama !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar