Jumat, 17 September 2010

Netral Dan Tidak Tercemar





Netral dan Tidak Tercemar

(Intisari Ceramah Dharmaraja Lian Sheng Tanggal 4 September 2010 Pada Upacara Akbar Penyeberangan Musim Gugur Amitabha Buddha dan Transmisi Sadhana Prajnaparamita Bhagavati)

Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye! Sembah sujud pada Triratna Mandala! Sembah sujud pada adinata upacara hari ini Buddha Amitabha! Sembah sujud pada adinata transmisi sadhana Prajnaparamita Bhagavati! Gurudhara, Para Acarya, Dharmacarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, Dubes Liao yang paling kita hormati, semua tamu agung yang kita hormati, dan umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya! Hari ini saya akan transmisi Sadhana Prajnaparamita Bhagawati. Tadi kita mengadakan upacara penyeberangan Buddha Amitabha, Acarya pemimpin upacara mulai mengadakan upacara, karena Mahaguru menganggur di atas Dharmasana, setelah saya memberkati acarya pemimpin upacara, saya pun duduk bersila di belakang, duduk istirahat sambil memejamkan mata. Tadinya saya ingin duduk istirahat sambil memejamkan mata, yang penting kepala saya tidak goyang hebat saja, tak disangka, begitu memejamkan mata, saya pun melihat Adinata Buddha Amitabha menurunkan satu unit bahtera Dharma, bukan bahtera kayu, melainkan bahtera emas, bahtera Dharma besar berwarna keemasan. Adinata Amitabha berkata pada saya, "Naiklah!" Kalau saya naik, bukankah saya kembali ke Mahapadminiloka? Kalau saya tidak turun lagi, bukankah saya duduk di atas Dharmasana selamanya tidak bisa buka mata lagi? Ada orang berkata, "Sekali pejam mata, begitu buka mata, itulah satu malam; sekali pejam mata, begitu tidak buka mata, itulah seumur hidup." Saya naik ke bahtera Dharma berwarna keemasan, hati saya kurang tenang, bukan hati nurani saya tidak tenang; setelah naik bahtera Dharma, saya pun tidak akan kembali lagi! Ia berkata, "Anda masih boleh kembali." Saya pun naik dengan tenang. Setelah naik, Adinata Amitabha pun berkata, "Anda yang memegang kemudinya." Saya berkata, "Jangan! Saya bisa mabuk laut, nanti kalau goyang hebat, orang-orang di bawah melihat saya sedang mabuk laut, tidak enak, dikira saya ketiduran." Ia berkata, "Tidak apa-apa, bahtera Dharma ini sangat mantap, jika Anda mabuk laut, kepala hanya bergoyang sedikit saja, orang-orang tidak akan mengira Anda sedang mengantuk." Saya pun bersama para makhluk akhirat, pergi ke Mahapadminiloka. (Hadirin tepuk tangan) Aneh juga! Selama mengendarai bahtera, saat melakukan Simabandhana Diri, saya masih bisa bergerak sebentar; saat melakukan Mahanamaskara, saya juga bisa bergerak sebentar, saya sadar sedang melakukan ritual apa, tiba-tiba sudah sampai di Mahapadminiloka, melihat sebentar, begitu mata dipejamkan, sekali buka mata, di atas Dharmasana lagi, secepat itulah, setelah pergi, kembali lagi. Upacara ini saya merasa ada satu kata sangat bagus, kata ini adalah tadinya saya ingin katakan saat parinirvana, sampai akhirnya saya tidak ingin katakan lagi, karena kata ini mengandung arti yang sangat luas, orang-orang tidak mengerti. Tadinya saat saya meninggal dunia, saya mau berteriak satu kata, "Enak!" Namun, kata ini sudah banyak digunakan, tidak ada artinya diutarakan, lain kali saya pikir kata lain saja. Kita bahas dulu tentang upacara kali ini, saya merasa bagus sekali, saya duduk di Dharmasana, tidak melakukan apa-apa, sekali mata dipejamkan begitu dibuka, upacara pun selesai! Wah, ini benar-benar enak! Lain kali, upacara demikian saya mau hadir! (Hadirin tepuk tangan) Tidak perlu melakukan apa-apa! Sebentar saja sudah selesai. Teringat tentang kata "enak", saya teringat dulu ada seorang bernama "A Shuang" (shuang=enak), A Shuang ini hidup sampai usia setengah baya, ia pun meninggal dunia. Teman-teman dekatnya menggelar upacara pemakaman untuknya, putra, putri, dan istrinya mengantarnya ke pemakaman, ikut di belakang, air mata terus mengalir. Berteriak, "A Shuang! Shuang! Shuang!" (Enak! Enak! Enak!) Orang di samping keheranan, jelas-jelas mengantarkan ke pemakaman, mengapa terus berteriak, "Shuang! Shuang!" (Enak! Enak!) Lantas bertanya pada mereka, "Jelas-jelas kalian ini mengantar ke pemakaman, mengapa berteriak "Enak"?" "Memangnya Anda tidak tahu, "Shuang" telah mati!" (Enak sekali) Upacara hari ini, saya pun punya perasaan demikian, duduk di atas Dharmasana, tidak berbuat apa-apa. Mengendarai bahtera Dharma, naik di atas awan dan menunggang kabut, goyang sana goyang sini, hati senantiasa nyaman, seperti cerita lucu ini, "Memangnya Anda tidak tahu, "Enak sekali", begitulah perasaannya." Begitulah kehidupan, bisa hidup dengan bahagia sudah sangat bagus, bisa belajar Buddha, lebih bahagia lagi, saya berharap setiap umat se-Dharma bahagia, setiap hari sangat bahagia. (Hadirin tepuk tangan) Akhir-akhir ini saya pergi ke Taiwan 4 bulan lebih, baru pulang, lalu memberkati upacara penyeberangan tanggal 4 September ini, tanggal 15 September kembali lagi ke Taiwan Lei Tsang Temple. Mereka meminta saya menetap di Taiwan, tadi Ketua Sun mengatakan saya cinta Taiwan, saya cinta Republic of China, sebenarnya benar juga. Jadi, kembali untuk kerja keras sebentar, tetapi kerja keras dengan bahagia, saya merasa kembali ke sana sangat bagus. Mereka mengucapkan satu pepatah, Seattle "berpemandangan indah tetapi membosankan", kembali ke Taiwan "kotor dan berisik tetapi menyenangkan", di sinilah bedanya. Saya suka pemandangan indah, saya juga suka menyenangkan, bagaimana? Akhirnya ada satu cara, saat musim panas di Taiwan, saya pun kembali ke Seattle sebentar, (hadirin tepuk tangan meriah dan bergemuruh) Sudah! Sudah! Cukup nyaman! Namun, suara tepuk tangan kalian ini, mutlak kalah dengan suara tepuk tangan umat Taiwan. Cukup cukup, wah! Saya sudah tidak tahan. Saya berpikir demikian, musim panas di sana benar-benar panas sekali. Saya tunjukkan satu contoh sederhana, seperti mahkota Dharmaraja yang saya kenakan di Taiwan, setelah saya berceramah Dharma dan abhiseka semua umat, mahkota Dharmaraja diangkat, air dari wajah, dari mata, dari seluruh punggung mengguyur ke bawah, mahkota Dharmaraja karena tertutup rapat, keringat yang keluar dari ubun-ubun menjadi kolam renang, begitu mahkota Dharmaraja diangkat, air pun mengucur ke bawah -- sungguh panas, di sana saya terus berpikir, "Aduh! Tidak tahan lagi! Aduh! Tidak tahan lagi! Saya kembali saja ke Seattle." Namun, saya merasa tidak sopan kalau sampai menolak undangan Taiwan, saya tanggal 15 September kembali lagi ke Taiwan. Saya merasa musim dingin di Taiwan seharusnya sangat manis, seharusnya sangat bagus, saat musim dingin saya kembali, musim panas, saya usahakan cari kesempatan untuk kembali, musim dingin tetap di sana. Musim panas di Taiwan benar-benar panas, namun, kali ini saya juga telah keliling Taiwan, Hong Kong, dan Macau, kira-kira 100 lebih vihara cabang, upacara Taiwan setiap Saturday afternoon 3 o'clock (hari sabtu pukul 3 sore), (hadirin tepuk tangan) ten thousand people, paling tidak ada 10 ribu orang hadir, every Saturday setiap sabtu ada upacara, malah setiap sabtu puluhan ribu orang, saya benar-benar duduk di atas, menetap puluhan ribu orang, di hati saya hanya ada satu kata, yaitu kata ini, kalian bisa menebaknya. Kita tahu visa Amerika Serikat agak susah, banyak orang mau datang ke sini benar-benar agak sulit, malah konon sekarang harga tiket pesawat naik, badai finansial belum berlalu, semua orang masih berhemat. Hari ini menjelaskan Sadhana Prajnaparamita Bhagavati, Prajnaparamita Bhagavati adalah sesosok Bhagavati terbesar, seluruh Buddha bahkan terlahir dari Prajna Paramita Bhagavati. Apa maksudnya? Karena Buddha Sakyamuni ketika masih hidup di dunia, berceramah tentang Sutra Mahaprajna, Sutra Mahaprajna diringkas menjadi Sutra Vajrachedika Prajna Paramita yang sering kita sebut, biasa dikenal dengan Sutra Vajra. Sutra Mahaprajna diringkas menjadi Sutra Vajra, Sutra Vajra diringkas menjadi Sutra Hati (Prajna Paramita Hrydaya Sutra). Jadi, Sutra Mahaprajna, Sutra Vajra, Sutra Hati, sebenarnya adalah satu seri. Buddha Sakyamuni memutar Dharmacakra yang kedua adalah Dharma Prajna. Jadi, Para Buddha terlahir dari Sutra Mahaprajna hasil pemutaran Dharmacakra kedua, oleh karena itu, Bhagavati tertinggi dari Dharma Prajna, disebut Prajnaparamita Bhagavati, dengan kata lain, Bhagavati yang melahirkan segala Buddha, jadi Dharmabala-Nya sangat besar, kebijaksanaan yang diberikan tidak terhingga dan tidak terbatas. Di dalam Tantra, penekunan Sadhana Prajnaparamita Bhagavati, awalnya harus bervisualisasi di tengah angkasa ada aksara "Bang", satu lingkaran, di bawah ada persegi empat, itulah aksara Tibet "Bang", pokoknya aksara Tibet ini bisa dibaca menjadi kata "Bang" yang sering kita ucapkan, yang berarti "hebat", intonasi ini sangat tepat -- "Bang". Dari aksara "Bang" ini muncul sebuah teratai, kalian lihat di belakang saya adalah gambar rupang Prajnaparamita Bhagavati, teratai-Nya terlahir dari aksara "Bang", aksara "Bang" ini ada sebuah cakra candra, cakra candra ini muncul dari aksara "A". Gagak Seattle sangat banyak, terbang ke sana ke mari, mereka semua sedang baca mantra. Saya pernah mengatakan, kicauan gagak adalah "A, A, A", Anda pun ingat kicauan gagak, "A", inilah satu aksara Tibet "A", cakra candra yang terlahir dari aksara "A" ini, satu bulan di pusat teratai, di pusat juga ada sebuah aksara "A" berwarna kuning. Yaitu aksara "Bang" melahirkan teratai, aksara "A" putih melahirkan cakra candra, pusat cakra candra ada lagi aksara "A" berwarna kuning, melahirkan Prajnaparamita Bhagavati. Anda harus visualisasi Prajnaparamita Bhagavati, Ia memiliki wujud dewi, tubuh-Nya sangat langsing, tangan kanan-Nya memegang peti prajna, tangan satu ini memegang peti prajna, tangan yang satu lagi vajra dorje bersula 7 dari emas, dua tangan di bawah membentuk mudra samadhi Amitabha. Wujud Sambhogakaya Bhagavati, Ia mengenakan mahkota, anting, gelang, barang berharga, bahkan separuh tubuh-Nya mengenakan jubah surgawi yang berlapis, berwajah kuning, sangat agung, sangat cantik, inilah wujud-Nya. Di atas ubun-ubun (kening) Prajnaparamita Bhagavati, sama-sama ada "OM", cakra tenggorokan ada "A", cakra hati ada "HUM", "OM A HUM", bercahaya, Pancabuddha di tengah angkasa bersama-sama turun di keempat sisi Prajnaparamita Bhagavati, sekeliling adalah Pancabuddha, sangat agung. Pancabuddha, di tengah Buddha Vairocana, di timur Buddha Aksobhya, di barat Buddha Amitabha, di utara Buddha Amoghasiddhi, di selatan Buddha Ratnasambhava, Pancabuddha turun bersamaan, saat itu, sadhaka harus visualisasi Prajnaparamita Bhagavati di depan, Pancabuddha di tengah angkasa, semua menjadi cahaya, "OM A HUM", masuk ke dalam hati Anda, kemudian Anda sendiri berubah menjadi Prajnaparamita Bhagavati. Inilah cara menekuni Prajnaparamita Bhagavati. Mudra-Nya disebut Mudra Peti Prajna, ditaruh di bagian pusar, inilah mudra-Nya, visualisasi sesuai visualisasi yang tadi kita terangkan, japa mantra, jika kalian baca Sutra Hati, paling belakang akan terbaca mantra ini, yakni di depan ditambah "DIE YA TA. OM." Mantra Prajnaparamita Bhagavati adalah "DIE YA TA. OM. GA TE. GA TE. PO LUO GA TE. PO LUO SENG GA TE. PU TI SUOHA." Ada 4 titik berat dalam penekunan Tantra, titik berat pertama adalah visualisasi, yang tadi saya jelaskan adalah urutan visualisasi; titik berat kedua adalah menjapa mantra, "DIE YA TA. OM. GA TE. GA TE. PO LUO GA TE. PO LUO SENG GA TE. PU TI SUOHA." Titik berat ketiga adalah membentuk mudra, setelah Anda menjapa mantra, saat memasuki samadhi, Anda pun membentuk mudra peti prajna, yaitu mudra Prajnaparamita Bhagavati; keempat Anda pun memasuki samadhi. Ada visualisasi, japa mantra, bentuk mudra, memasuki samadhi, keempat titik berat Tantra sudah ada, TBF boleh menuliskan tatacara Sadhana Prajnaparamita Bhagavati seperti yang Mahaguru terangkan. Titik berat yang terpenting adalah Prajnaparamita Bhagavati turun, Pancabuddha turun, semua berubah menjadi cahaya masuk ke dalam hati sadhaka; seluruh jiwa dan raga sadhaka penuh dengan amrta. Dengan kata lain, dari ubun-ubun hingga ujung kaki, hingga jari tangan, seluruh pori-pori, semua adalah amrta, prana dan nadi di seluruh tubuh, setiap bagian tubuh penuh dengan amrta, ini adalah satu titik berat; saat ini, terlebih dahulu visualisasi, membentuk mudra, dan memasuki samadhi. Visualisasi, japa mantra, memasuki samadhi, kemudian keluar samadhi. Urutan ini, TBF seharusnya sudah mengerti! Di mana Acarya Teragung TBF Acarya Lianning? Walaupun ia belum menyandang jubah Dharmaraja, namun, ia juga seorang yang telah mencapai pencerahan. Aliran kita ada 3 orang yang menyandang jubah Dharmaraja; Acarya Lianning adalah orang keempat yang menyandang jubah Dharmaraja. Saya berkata padanya, jika Mahaguru kembali ke Taiwan, atau suatu hari menetap di negara manapun, baik menetap di Taiwan, Indonesia, atau menetap di mana pun, atau menetap di Seattle. Saya kembali ke Seattle, saya pun menyandangkannya jubah Dharmaraja, jika saya tidak kembali ke Seattle, ia masuk saja ke Zhenfo Miyuan saya, di dalam lemari pakaian saya banyak jubah Dharmaraja, saya sudah umumkan kepada seluruh umat, terserah Anda mau ambil yang mana, setelah Anda sandang di dalam, lalu keluarlah, Anda pun mengaku sebagai Dharmaraja Zhenfo Zong kita yang keempat. Akan tetapi, Dharmaraja Anda ini beda, sayalah yang langsung mentransmisikan secara lisan beberapa kunci dan kata-kata kebijaksanaan agung yang paling penting kepadanya! (Hadirin tepuk tangan) Agak beda. Jadi, ia boleh terang-terangan masuk ke kamar saya di Zhenfo Miyuan. Apakah ia punya kunci kamar saya? Tidak ada! Kalau begitu, Anda boleh minta dengan orang yang punya kunci, setelah minta, ambil satu jubah Dharma dari dalam lemari pakaian saya, setelah Anda sandangkan, Anda keluar saja, itu sudah benar! Saya sudah lebih dulu mengatakan pada Anda, jika saya tidak kembali, Anda ingin sekali menyandang jubah Dharmaraja, Anda pun sandangkan sendiri, agar tidak menghabiskan waktu menyandang di sini. Sadhana Prajnaparamita Bhagavati termasuk suatu mahasadhana, namun, urutan Sadhana kelihatan sangat sederhana; tatacara ini kelihatan sangat sederhana, sebenarnya ia benar-benar sebuah sadhana yang sangat agung. Kita tahu kata "prajna" ini sangat tidak gampang, pada zaman Buddha Sakyamuni, pada saat Bodhidharma datang ke daratan timur, justru mengatakan yang satu ini, yang diterangkan hari ini juga yang satu ini. Ada seorang umat berkata pada saya, "Saya mau ikut silsilah 1000 tahun." Tidak tahukah Anda bahwa Sadhana Prajnaparamita Bhagavati yang saya terangkan, "Prajna" itu berapa tahun? 2600 tahun yang lalu. Sabda Buddha Sakyamuni, silsilah kita ada 2600 tahun. Ia mengira Zhenfo Zong kita setelah diwariskan Mahaguru, hingga sekarang kurang lebih 30 tahun saja, dikira kita hanya 30 tahun, apa tidak salah! Kita punya silsilah 2600 tahun, ia tidak mau, ia mau yang 1000 tahun, apa tidak salah! Apa yang dimaksud "besar", yang paling besar adalah Prajnaparamita Bhagavati, jadi disebut "Mahaprajnaparamita", Maha berarti besar, mengapa besar? Kebijaksanaan yang tak terhingga, Akasagarbha! Tidak terhingga, tidak bertepi, kebijaksanaan demikian tidak bertepi, ini baru disebut "besar"; jika terhingga tidak disebut besar; tidak terhingga, tidak bertepi, tiada awal dan tiada akhir, sepenuhnya menyatu dengan Dao baru disebut "besar". Mahaguru sendiri telah menyatu dengan Dao, menyatu dengan Dao adalah besar; (Hadirin tepuk tangan) tidak ada bentuk persegi atau lingkaran, besar maupun kecil, tidak ada atas maupun bawah, panjang maupun pendek, juga bukan hijau, kuning, merah, putih, juga tidak ada kebencian maupun kebahagiaan, tidak ada benar maupun salah, tidak ada baik maupun jahat, tidak ada awal maupun akhir, ini baru disebut "besar". Yang tadi saya katakan ini menggambarkan titik merah. Zhenfo Zong kita ada yang namanya memanah, artinya Anda telah memahami hati dan mencapai pencerahan, Anda telah memahami hati dan menyaksikan Buddhata, lalu sampaikan satu kalimat pada Mahaguru, begitu saya dengar, saya pun tahu Anda telah mencapai pencerahan; Anda tulis 4 kata, tulis 5 kata, atau kata-kata yang Anda sampaikan pada saya, begitu saya dengar, saya pun tahu masih di pinggir titik merah. Inilah titik merah, warna merah, bulat, satu titik merah. Saya berkata pada Acarya Lianning, ketiga Dharmaraja lainnya memanah ke dalam titik merah, masih banyak yang memanah di luar titik merah, masih banyak anak panah menyasar, entah ke mana. Yang tadi diterangkan menggambarkan titik merah, namun tidak mengutarakan titik merah, "tidak ada bentuk persegi maupun lingkaran, besar maupun kecil, tidak ada atas maupun bawah, panjang maupun pendek, bukan hijau, kuning, merah, putih, tidak ada kebencian, tidak ada kebahagiaan, tidak ada benar maupun salah, tidak ada baik maupun jahat, tidak ada awal maupun akhir", itulah gambaran dari titik merah, cerahilah pelan-pelan! Namun, jika kalian mengatakan satu kata "kosong", "Yang Mahaguru katakan adalah kosong!" Anda saja yang kosong! Saya mana kosong. Ada 1 orang, suatu hari istrinya berkata padanya, "Jika suatu hari saya telah meninggal dunia, apa yang akan kamu lakukan?" Sang suami pun menjawab, "Wah! Jika kamu meninggal dunia, saya pasti gila." Sang istri mendengarnya sangat "rela", begitu mendengarnya, hatinya sangat senang, ia ajukan lagi pertanyaan kedua, "Apakah kamu akan menikah lagi?" Suaminya pun berkata, "Saya belum gila sehebat itu!" Jika Anda mengira apa yang Mahaguru katakan adalah kosong, Anda menjawab bahwa apa yang Mahaguru katakan adalah kosong, salah! Saya belum gila sehebat itu. Jika manusia memasuki "kekosongan", mudah sekali menjadi gila. Manusia sekarang banyak yang depresi, banyak sekali, banyak remaja juga demikian, pikirannya kosong, apapun tidak suka, mayat berjalan, apapun tidak ingin dilakukan, apapun tidak berminat, apapun tidak ada, "Bukankah kosong? Mahaguru mengatakan kosong! Saya pun depresi, apa lagi yang dilakukan, apapun kosong, langit juga kosong, bumi juga kosong, harta tak bergerak juga kosong, kaya juga kosong, bekerja juga kosong, kesenangan apapun pada akhirnya adalah kosong!" Ia pun terkena Depression. Sekarang sudah tidak ada lagi harta tak bergerak! Mengapa, kita tahu seluruh bumi sedang gempa, gempa di mana-mana, berguncang! Anda lihat pulau selatan New Zealand, Kota Christian, harta tak bergerak pun bergerak, masih ada harta tidak bergerak apa lagi? "Jangan melekat pada kekosongan", kata-kata kebijaksanaan agung, jangan melekat pada kekosongan, mengapa jangan melekat pada kekosongan? Karena masih ada Buddha dan Bodhisattva! Ada Buddhata! Mana mungkin kosong? Jadi, jika Anda mengatakan kosong, itu tidak benar, berarti memihak pada kosong; Anda juga jangan memihak pada ada, juga jangan melekat pada kosong, hati kita harus netral, tidak tercemar. Kita bicara tentang hati, Agama Buddha Zen yang bicara tentang hati dinamakan "Vijnanapada", "Aliran Yogacara", disebut "Aliran Hati", "Aliran Hati Buddha", bicara tentang Zen, tidak boleh bicara tentang "ada". Mengapa tidak boleh bicara tentang "ada"? Karena Anda memihak di sisi "ada", itulah "paham materialistis"; memihak di sisi kosong, itulah "paham nihilisme", jika tidak melekat pada kedua sisi, ini disebut netral, tidak tercemar, ini adalah satu poin kebijaksanaan agung yang paling penting. Prajnaparamita Bhagavati justru netral, hati tidak tercemar; apapun yang terjadi, jiwa dan raga pun tidak tercemar. Lingkungan bisa mencemari, keturunan juga bisa mencemari. Keturunan dan lingkungan, tempo hari sempat menyampaikan sebuah cerita lucu, "Apa perbedaan antara lingkungan dan keturunan?" Guru bertanya, Xiaoming pun berdiri dan menjawab, "Jika saya mirip ayah saya itulah keturunan, mirip Paman Yang di sebelah rumah kami itulah lingkungan." Sudah mengerti? Itulah perbedaan antara lingkungan dan keturunan, kita tidak tercemar oleh lingkungan, tidak tercemar oleh keturunan, kita jangan sampai tercemar oleh kedua sisi, tidak tercemar oleh "kosong", tidak tercemar oleh "ada", inilah "pandangan benar Madhyamika" yang disabdakan Buddha Sakyamuni. Tiga argumen utama dari Sang Buddha, argumen pertama adalah "niat meninggalkan keduniawian", argumen kedua adalah "Bodhicitta", argumen penting ketiga adalah "pandangan benar Madhyamika". Yang namanya "pandangan benar Madhyamika" disebut "prajna", yakni yang dikatakan Mahaguru, Anda memanah satu titik di tengah titik merah, Anda pun memperoleh kebijaksanaan agung. Kebijaksanaan agung disebut Paramita, Paramita berarti Anda telah mencapai tingkatan tersebut, telah mencapai tingkatan kebijaksanaan agung, jadi mencapai pencerahan dan memahami hati adalah tingkatan kebijaksanaan agung. Begitu tiba di tingkatan kebijaksanaan agung, jati diri Anda pun cepat sekali bisa bersih, sifat Anda pun bersih, Anda pun mencapai kebuddhaan, ini disebut Mahaprajnaparamita, yaitu kebijaksanaan agung. Ada kebijaksanaan agung mencapai pantai seberang, "OM. GA TE. GA TE. PO LUO GA TE. PO LUO SENG GA TE. PU TI SUOHA." Mantra ini berarti kebijaksanaan agung mencapai pantai seberang. Asalkan Anda telah menguasai kebijaksanaan ini, Anda pun bebas datang dan pergi, tidak datang maupun pergi, seakan-akan datang, seakan-akan pergi, itulah Tathagata. Apa yang dimaksud Buddha Tathagata? Buddha itu seakan-akan datang, seakan-akan pergi pula, itulah Tathagata. Bisa seakan-akan datang, seakan-akan pergi pula, mengerti ini, hati Buddha pun tak mandek, "mandek" maka menjadi tidak ada kebijaksanaan. Hati tidak mandek, maka bebas datang maupun pergi. Mahaguru sendiri adalah tidak ada awal maupun akhir. (Hadirin tepuk tangan) Lantas, kalian pasti akan berpikir, "Ia mengalami kelahiran, kelak juga akan mengalami kematian!" Saya pun berkata pada Acarya Lianning, "Kelak jika saya tidak bisa kembali, terjadi sesuatu, Anda ambil dan pakai sendiri jubah Dharmaraja, Anda pun menjadi Dharmaraja, tolong Anda pakai sejenak, membabarkan Dharma mewakili Mahaguru." Mahaguru juga bisa meninggal dunia! Mengapa bisa disebut "tiada kelahiran maupun kematian"? Di dalam Buddhadharma, jika Anda memiliki kebijaksanaan agung, Anda pun akan memahami bahwa Anda sendiri tiada kelahiran maupun kematian. Mengapa tiada kelahiran maupun kematian? Anda harus mencerahinya! Mengapa disebut tiada kelahiran maupun kematian? Bodhidharma tiba di daratan timur, inilah Dharma yang Ia wariskan, inilah prajna yang Ia wariskan, agar semua murid-Nya mencerahi, mencapai pencerahan dan memahami hati, menyaksikan Buddhata, semenjak ini memperoleh kebijaksanaan agung dan mencapai kebuddhaan. Saya merasa wanita memiliki kebijaksanaan agung, jadi baru disebut Prajnaparamita Bhagavati. Sepasang suami istri pergi ke mal, tiba-tiba sang suami tidak menemukan istrinya, istrinya hilang, ia pun mencari seorang penata rias cantik, ia berkata, "Bolehkah saya mengobrol denganmu?" Nona penata rias itu berkata, "Baiklah! Kalau begitu, Anda mau mengobrol apa?" "Terserah, mengobrol apa saja." Nona penata rias berkata, "Mengapa Anda mau mengobrol dengan saya?" Ia berkata, "Karena istri saya hilang, asalkan ia melihat saya mengobrol dengan nona cantik, maka ia akan muncul." Inilah kehebatan Prajnaparamita Bhagavati. Kalian yang menikah, asalkan mengobrol dengan nona muda, istri Anda langsung muncul. Hebat, hebat, Prajnaparamita Bhagavati. Maha adalah besar, prajna adalah bebas leluasa, bebas leluasa adalah prajna, prajnaparamita adalah mencapai pantai seberang, kebijaksanaan yang berjati diri bersih, itulah prajna, yakni bebas datang maupun pergi, kebijaksanaan yang berjati diri bersih, paramita adalah pantai seberang. Bicara tentang 4 pasang mempelai yang menikah tadi, saya telah menyampaikan pada mereka, saya merasa pergerakan emansipasi wanita sungguh berlebihan, namun, kadang-kadang tidak bisa berbuat apa-apa juga, karena wanita bisa melahirkan. Di mana kehebatan wanita? Sepasang suami istri yang baru menikah, sang suami berkata pada istrinya, "Kelak di dalam rumah tangga ini, saya menjadi CEO, kamu menjadi wakil CEO." Ini wajar! Istrinya pun berkata, "Saya tidak mau menjadi wakil CEO, juga tidak mau menjadi CEO." Sang suami, "Kalau begitu, terlalu menyusahkan kamu." Ia berkata, "Saya susah sedikit, saya jadi ketua bendahara saja." Anda lihat, begitulah kehebatan Prajna Bhagawati, ia menjadi ketua bendahara, kalau begitu pria menjadi CEO apaan, CEO tidak berhak mengurus uang, masih menjadi CEO apaan, sudahlah sudahlah! Saya peringatkan sebentar keempat pasang mempelai tadi, kalian pulang rembukkan sebentar, lebih baik pria yang menjadi ketua bendahara, wanita yang menjadi CEO. Kecerdasan biasa tidak bisa dibandingkan dengan kebijaksanaan agung Prajnaparamita Bhagavati, kebijaksanaan agung Prajnaparamita Bhagavati bisa membuat Anda bebas dari kerisauan. Inilah kehebatannya, di dunia ini siapa yang bebas dari kerisauan? Setiap orang punya kerisauan, Buddha bebas dari kerisauan, Prajnaparamita Bhagavati bebas dari kerisauan. Mengapa Prajnaparamita Bhagavati bebas dari kerisauan? Mengapa Buddha bebas dari kerisauan? Mengapa memahami hati dan menyaksikan Buddhata justru bebas dari kerisauan? Inilah kehebatannya, ini harus Anda pikirkan, cerahi baik-baik sepulang nanti, mengapa setelah mencapai pencerahan, tidak akan ada kerisauan lagi? Setelah mencapai pencerahan, jati diri Anda pun bersih, sarat dengan kebijaksanaan, mengapa? Seluruh umat se-Dharma harus mencerahinya, jika Anda telah berhasil mencerahinya, Anda pun Dharmaraja Zhenfo Zong yang kelima, jubah Dharmaraja ini pun untuk Anda. (Hadirin tepuk tangan) Orang yang mencapai pencerahan, tidak hanya bebas dari kerisauan, ada satu yang sangat penting, orang yang mencapai pencerahan juga tidak ada loba, dosa, dan moha, ketiga racun sirna semua, tidak akan timbul keserakahan, tidak akan marah, tidak akan bertindak bodoh. Karena Anda telah mencapai pencerahan, telah memperoleh kebijaksanaan agung, maka tidak akan bertindak bodoh, juga tidak akan serakah, juga tidak akan naik pitam, tidak akan selalu marah. Karena Anda tahu, serakah, akan jatuh ke neraka; marah, Anda akan menjadi Asura, alam setan kelaparan; bodoh, Anda akan menjadi hewan, Anda akan berubah menjadi yang terbang di langit, merangkak di tanah, berenang di air, yakni bertumimbal lahir di 3 alam samsara. Mengapa setelah Anda memahami hati dan menyaksikan Buddhata, serta berhasil mencerahi, setelah dipraktekkan, tidak akan ada lagi loba, dosa, dan moha? Kalian juga harus cerahi yang satu ini, apa itu kebijaksanaan agung? Apa itu prajna? Anda dapat benar-benar mempraktekkan Dharma prajna Anda -- Dharma prajna yang diwariskan Buddha Sakyamuni 2600 tahun yang lalu, hari ini Anda pun bisa hidup dengan sang
at bahagia. Di sini saya berterima kasih pada Gurudhara, semua Acarya yang datang dari berbagai negara, ada lagi Dharmacarya, para Lama, ada lagi umat se-Dharma dari kawasan Amerika dan Kanada, bahkan dari berbagai negara, ada lagi seluruh tamu agung yang telah menghadiri upacara akbar kita, terima kasih banyak. Semoga kita semua bisa bahagia setiap hari, melatih diri setiap hari, segalanya mujur dan sesuai kehendak! Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music