Minggu, 22 Agustus 2010

Dasar Latihan Bodhicitta


Dasar Latihan Bodhicitta


Pertama pelajari pendahuluan

Sebagai pen
dahuluan dalam ajaran ini, kita harus merenungkan tiga hal: Keberhargaan kita terlahir sebagai manusia, kenyataan dari ketidakkekalan dan permasalahan keberadaan samsara.


Kelahiran Manusia

Kita pada saat ini memiliki tubuh manusia yang berharga, yang dianugerahi
delapan belas karakteristik yang sangat sulit diperoleh. Jika ajaran Sang Buddha dijalankan dengan benar, maka sesuai dengan apa yang dikatakan pepatah:

Gunakan dengan baik,

tubuh ini adalah sebuah perahu menuju pembebasan,
Apabila tidak maka
ini adalah sebuah jangkar di samsara.
Tubuh ini adalah pelaksana
dari semua kebaikan dan kejahatan.

Dari sudut pandang seseorang yang mencari Pencerahan, jauh lebih baik menjadi manusia dari pada terlahir di surga para dewa, dimana terdapat minuman para dewa (ambrosia) untuk memperpanjang usia dan pohon pengabul harapan yang bisa mengabulkan segala keinginan, di sana tidak ada kelelahan, kesusahan, penyakit, dan usia tua. Sebagai manusia, yang memiliki delapan kebebasan dan sepuluh anugerah, tidak seperti para dewa, setiap satu dari ribuan Buddha pada zaman ini telah atau akan mencapai pencerahan sempurna. Keberadaan manusia ini, didapatkan bukan dengan paksaan atau kebetulan; melainkan hasil perbuatan positif. Karena sangat langka bagi makhluk untuk melakukan perbuatan positif, kehidupan manusia yang berharga sungguh sulit untuk diperoleh. Meskipun demikian, sekarang kita telah menemukan Buddha - dharma, telah memasuki jalan pencerahan dan sekarang sedang menerima ajaran. Jika kita tidak mempraktikkan ajaran, hanya mendengarkan ajaran saja, hal ini tidak akan membebaskan kita dari samsara, dan tidak akan ada pertolongan pada saat menghadapi penderitaan kelahiran, penyakit, usia tua, dan kematian. Seperti, apabila kita sakit kemudian tidak mengikuti anjuran dokter, maka walaupun dokter itu mendampingi kita setiap saat, rasa sakit itu tidak akan pernah hilang.


Ketidakkekalan

Seperti yang telah dibicarakan, apabila kita lalai menjalankan ajaran, maka hal tersebut tidak akan ada gunanya. Dalam kehidupan in, kita rapuh dan tidak kekal, karena kematian dan penyebabnya yang tidak pasti, kita bisa saja meninggal dunia setiap saat. Kita bisa berpikir, 'Oh, saya akan menjalankan ajaran ketika saya tua, tetapi sekarang saya masih muda, saya kan menjalani kehidupan biasa, mengejar uang, menjadi lebih baik dari saingan - saingan saya, membantu teman - teman, dan lainnya.' Kenyataannya kita mungkin tidak menjalani hidup sampai tua. Sebagai contoh adalah orang - orang yang dilahirkan pada saat yang bersamaan dengan kita. Beberapa dari mereka telah meninggal sewaktu masih kanak - kanak, sebagian lagi setelah menjadi orang dewasa, dan bisa jadi meninggal dalam pekerjaan mereka atau lainnya. Mungkin hidup kita sendiri juga tidak begitu panjang.
Lebih lanjut, kehidupan sebagai manusia, jika dibandingkan dengan hewan, terlihat lebih mustahil untuk diperoleh. Jika anda mengamati segumpal tanah di musim panas, mungkin anda akan mendapati lebih banyak makhluk hidup di sana daripada populasi di seluruh Perancis! (Tambahan: Satu contoh lain adalah jumlah seluruh populasi manusia di seluruh dunia, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah seluruh makhluk hidup yang ada di bawah bangunan tempat kita berpijak saat ini) Dengan perbandiangan jumlah seperti ini kita dapat mengatakan, dilahirkan sebagai manusia itu sangatlah langka. Sehingga hendaknya bisa menjalankan Dharma daripada melakukan kegiatan yang sia - sia dalam hidup kita.
Dalam menjalankan kehidupan untuk mencapai Buddha - dharma, diibaratkan menyeberangi samudra dalam pencarian permata berharga, kemudian kembali ke rumah dengan benda - benda berharga; kesusahan dalam perjalanan akan memperoleh anugerah yang besar. Sangat memalukan jika kitatidak kembali dengan tangan kosong! Sekarang kita memiliki wujud sebagai manusia yang berharga dan telah menemukan ajaran sang Buddha. Melalui berkah dan kebajikan dari para Guru, kita bisa menerima, mempelajarii, dan mempraktikkan ajaran tersebut. Namun jika kita terbuai dengan kegiatan duniawi dalam kehidupan ini, mislanya seperti: Berbisnis, berladang, mengalahkan para musuh, menolong sahabat, mengharapkan posisi penting dan lainnya - dan jika kita meninggal sebelum sempat menjalankan ajaran, maka hal itu ibarat kembali ke rumah dengan tangan kosong dari pulau yang penuh dengan permata. Sungguh perjalanan yang sia - sia! Oleh karena itu kita harus berpikir dalam diri, 'Saya tidak akan melewati kesempatan ini. Selagi saya memiliki kesempata yang berharga ini, saya akan menjalankan Dharma.' Tentu saja, hal terbaik adalah menjalankannya sepanjang hidup; setidaknya kita harus mencari perlindungan yang benar, karena inilah esensi dari Buddha - dharma yang menutup pintu dari kehidupan yang lebih rendah. Ini adalah penawar universal yang dapat digunakan dalam semua jenis kesusahan, dan oleh karena itu mempraktikkannya adalah hal yang terpenting.
Walaupun, pada saat ini, anda tidak mengerti maksud saya, karena perbedaan bahasa, anda semua menyadari bahwa saya sedang memberikan beberapa ajaran. Setelah saya meninggalkan Perancis, semuanya akan diterjemahkan dan semoga anda berpikir bahwa. 'Lama terlah mengajarkan kita ajaran penting yang harus dijalankan.' (Keterangan Tambahan: Lama adalah Bahasa Tibet yang berarti Guru, di dalam Buddhisme Vajrayana, sangat ditekankan adanya devosi dari seorang Murid kepad aGuru nya) Jika anda melakukannya dengan sungguh - sungguh dalam kehidupan sehari - hari anda, maka penjelasan saya dapat menjadi lebih bermakna. Dan silahkan renungkan dalam hati.

Penderitaan - Penderitaan Dari Samsara

Pengalaman kebahagiaan dan penderitaan datang sebagai akibat dari perbuatan positif dan negatif; oleh karena itu hendaknya tinggalkan kejahatan dan kumpulkan kebajikan sebanyak mungkin.
BAhkan seranga terkecil yang hidup di rumput mendambakan kebahagiaan. Tetapi dia tidak tahu sumber dari kebahagiaan itu, yang sebenarnya adalah perbuatan positif, dan tidak tahu cara menghindari penderitaan, yang disebabkan prilaku jahat. Ketika hewan saling membunuh dan memangsa sesama, mereka dengan nalurinya telah melakukan perbuatan negatif. MEreka mendambakan kebahagiaan, tetapi yang mereka lakukan adalah menciptakan kesengasaraan dan sebagai hasilnya mereka tidak mendapatkan apa - apa kecuali penderitaan. Hal ini adalah ukuran ketidaktahuan dan kegelapan batin mereka. Tetapi jika mereka harus mengorbankan hidupnya, mereka akan mencapai kebajikan sejati dimana mereka akan mengenalnya sebagai sumber dari kebahagiaan mereka sendiri. Esensi dari ajaran sang Buddha adalah untuk memahami secara jelas perilaku tentang apa yang harus dijalankan dan apa yang perlu dihindari.

Tinggalkan perbuatan jahat,
Jalankan kebajikan dengan baik,
Taklukkan pikiran anda:
Inilah ajaran sang Buddha.

Pada saat ini, kita semua terperangkap dalam keadaan delusi, dan kta harus mengakui semua perbuatan negatif yang telah kita lakukan sepanjang kehidupan kita hingga saat ini. Dan dimulai dari sekarang, kita hendakna menghindari semua perbuatan seperti itu baik besar maupun kecil, layaknya kita menghindari duri masuk ke dalam mata kita. Kita harus terus menerus memeriksa apa yang kita lakukan: segala perbuatan negatif apa pun harus diakui secepatnya, dan semua perbuatan positif didedikaskan kepada orang lain. Dengan segala daya upaya, hendaknya kita menghindari perbuatan jahat dan mencoba mengumpulkan kebajikan.

Sumber: buku berjudul "Pencerahan" ( Judul asli Buku ini dalam Bahasa Inggris adalah "Enlightened Courage", kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul "Pencerahan")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music