Sabtu, 21 Februari 2009

Memahami Hati dan Menyaksikan Buddhata Advaya-dharma-paryāya

(Ceramah Buddha Hidup Lian Sheng di Ling Shen Ching Tze Temple pada Kebaktian Sabtu 8 November 2008)


Pertama-tama, sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala. Gurudhara, pemimpin kebaktian Acarya Lian Zai, Para Acarya, Dharmacarya, Para Lama, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya!

Hari ini kita melanjutkan penjelasan "Sutra Altar Patriak VI". Ketika Patriak VI berkata, "Bukan umbul-umbul yang bergerak, juga bukan angin yang bergerak, melainkan hati sadhaka yang bergerak." Pernyataan ini sangat mengejutkan semua orang. Ketika Mahabhiksu Yinzong sedang menerangkan "SUTRA NIRVANA", mendengar ucapan Patriak VI, lantas mengundangnya ke tempat yang terdepan. Mahabhiksu Yinzong tahu bahwa ucapan sadhaka Patriak VI ini langsung mengenai "hati", bukan pandangan, pendengaran, dan pikiran orang biasa, melainkan langsung mengenai hati. Jadi, Mahabhiksu Yinzong langsung menanyakan banyak arti yang sulit dimengerti di dalam Sutra Buddhis pada Patriak VI. Jawaban Patriak VI sangat sederhana dan singkat. Walaupun jawabannya sangat sederhana dan singkat, namun membuat Mahabhiksu Yinzong merasakan Dharmarasa yang sangat kental, merasa maknanya sangat dalam.

Mahabhiksu Yinzong pun bertanya, "Konon, Patriak VI telah datang ke selatan, jangan-jangan Anda orangnya? Apakah benar Anda orangnya?" Huineng tidak berkata, "Sayalah orangnya." Ia berkata, "Tidak berani." Tidak berani berarti "Sayalah orangnya." Begitu Mahabhiksu Yinzong mendengar Patriak VI di depannya, Mahabhiksu bernamaskara pada Patriak VI, lalu mempersilahkan Patriak VI mengeluarkan jubah sesepuh -- cenderamata silsilah yang terpenting untuk diperlihatkan kepada seluruh bhiksu dan orang yang mendengarkan Dharma.

Di sini dikatakan bahwa jawaban Patriak VI sangat singkat, artinya sangat dalam. Sesungguhnya, kita tidak perlu memberikan jawaban terlalu banyak. Banyak orang di mana Mahaguru mengajukan 1 pertanyaan, ia cukup menjawab 1 kalimat saja. Namun, ia seperti kain usang yang hanyut, sangkut di ranting, setelah sangkut di ranting, tidak pernah selesai, seperti kaos kaki nenek, bau dan panjang. Sebenarnya tidak perlu, sungguh, makna utama dari Sutra Buddha justru tercakup dalam hanya beberapa kalimat sederhana saja. Buddhata yang sejati juga demikian.

Seperti hari ini saya sempat menerangkan tentang "hati biasa". Ambil satu contoh, hari ini saat mau makan, saya bertemu dengan Yuxian. Seseorang bertanya pada saya, "Minggu lalu bagaimana tarian Yuxian?" Saya berkata, "Bagus!" -- satu kata. Orang lain bertanya pada saya, "Di mana bagusnya?" Saya menjawab, "Aneh!", satu kata. "Tariannya aneh, mengapa bisa dikatakan bagus?" Saya juga menjawab dengan sederhana, "Ia sedang olahraga, kita senang." Sesederhana inilah jawabannya. "Di mana bagusnya? Aneh!" Anda ingin menari seperti dia, mana bisa! Anda melihat dia hari minggu menari di Villa, Anda pun tahu, tak terlihat, tentu tidak terbayangkan. Yang terlihat justru terasa aneh, namun kita sangat bahagia menontonnya. Mengapa? Tidak ada yang dapat menari seperti dia.

Hari ini Yuxian mengatakan pada saya, lain kali ia tidak akan menari lagi, saya bertanya mengapa? Itu karakter yang sangat alami yang dapat Anda peragakan, justru inilah karakter tarian Anda. Yuxian berkata, "Takut melukai mata kalian." Saya berkata, "Tidak akan. Jarak pandangan kami sangat jauh, tidak akan berdampak pada mata. Tanpa tarian Anda, pertunjukan biasa di villa minggu itu mana ada yang istimewa? Jadi, tarian Anda adalah pertunjukan alami, biarlah kita menontonnya. Saya justru menari demikian, kalian suka menonton atau tidak, kalau tidak, jangan tonton." Demikianlah, inilah kealamiahan Anda, kewajaran Anda sendiri, penontonlah yang aneh. Jadi, tidak apa-apa, Anda boleh terus menari.

Setelah saya memasuki ruang makan, meja Acarya sudah penuh, masih ada satu tempat, yaitu Acarya Dehui tidak datang. Seseorang mengatakan, seharusnya memberitahu Acarya Dehui, "Lauk malam ini lumayan, ia tidak seharusnya absen." Saya pun bertanya pada Acarya Lian Ning dan Lian Jie, "Mengapa Acarya Dehui tidak datang?" Mereka juga menjawab dengan singkat, "Sibuk!" Saya berkata, "Mengapa tidak dikerjakan lebih awal?" Ia menjawab, "Sejak siang dia sudah mulai sibuk." "Sibuk apa?" "Sibuk internet." Karena sejak siang sudah sibuk, sibuk sampai makan pun dilewatkan. Lantas, mengapa tidak mulai sibuk sejak pagi saja? Sibuk lebih pagi! Betul tidak?! Anda jangan menunggu sampai siang baru sibuk! Anda datang lebih pagi dan mulai sibuk, paling tidak, Anda bisa makan malam. Lian Ning dan Lian Jie pun berkata, "Ia suka makan bakmi sapi di luar." Manusia juga alami, ia juga alami, ia makan kalau ia suka, ia tidak makan kalau tidak suka. Mahaguru pasti tiba tiap kali makan, sebab jika saya tidak makan, tidak ada jatah lagi buat saya. Ini adalah prinsip hati biasa!

Jawaban Patriak VI begitu singkat dan ringkas. Seingat dulu pernah ada seorang siswa bertanya pada Guru Zen, "Bagaimana baru bisa memahami hati dan menyaksikan Buddhata?" Ia hanya menjawab satu kata, yakni "segera"! Apa arti segera, yakni "tekun", secepatnya, Anda harus tekun menuntaskan samsara. Lanjut bertanya, "Bagaimana memperoleh kebenaran teragung yang sejati?" Guru Zen menjawab, "Melihat air." Apa arti melihat air? Ia pun pergi melihat air. Di Danau Sammamish ada air, Anda melihat air berombak, apakah di dasar air juga berombak, satu berombak, satu lagi tidak berombak, kedua-duanya adalah air, bukan berarti yang berombak bukan air, bukan berarti dasar air tidak berombak berarti bukan air, kedua-duanya adalah air, inilah jawaban. Jawabannya sangat singkat.

Jawaban Patriak VI sangat sederhana dan singkat, namun, begitu Mahabhiksu Yinzong mendengarnya, merasakan Dharmarasa tak terhingga. Mahabhiksu Yinzong seharusnya seorang bhiksu senior, usianya sudah agak lanjut, usia Patriak VI lebih muda, ia bernamaskara pada Patriak VI. Ini karena Patriak VI sudah mencapai pencerahan, jadi, ia menaati norma kesopanan seorang siswa bernamaskara padanya. Dulu Mahabhiksu Guoxian yang mengupasampada Mahaguru, boleh dikatakan Mahabhiksu Guoxian adalah guru upasampada Mahaguru, namun, Mahabhiksu Guoxian juga bernamaskara pada Mahaguru, ia adalah guru upasampada saya, ia juga siswa saya. Seperti Mahabhiksu Yinzong adalah guru upasampada Patriak VI Huineng, sekaligus Mahabhiksu Yinzong juga siswa Patriak VI Huineng. Jadi, tergantung siapa yang lebih dulu mencapai pencerahan.

Ajaran guru kita, kebanyakan umat Buddha dapat mengerti. Ada beberapa umat Zhenfo Zong, dulu ia masih bernamaskara pada Mahaguru. Suatu hari, ia tiba-tiba mencapai pencerahan, setelah cerah, ia tidak bernamaskara pada Mahaguru lagi. Ia berkata, "Saya sudah cerah." Jadi, setiap kali melihat Mahaguru datang, ia tidak tahu menaati norma kesopanan seorang siswa, itu artinya ia sendiri belum mencapai pencerahan. Anda harus lihat siapa yang membuat Anda mencapai pencerahan, siapa menuntun Anda masuk ke Agama Buddha, siapa guru Anda. Anda jangan mengira diri Anda sudah sangat hebat, lantas tidak menaati norma kesopanan seorang siswa, ini adalah kesalahan.

Anda lihat saja setelah Mahabhiksu Yinzong mendengar beberapa petuah Dharma dari Patriak VI Huineng, segera bernamaskara padanya, ini adalah penghormatan, menghormati pencerahannya, mengandung arti penghormatan, Anda semua harus mengerti prinsip ini. Mahabhiksu Yinzong bertanya pada Patriak VI, "Dulu bagaimana Patriak V Hongren mengajari Anda sehingga dapat MENYAKSIKAN BUDDHATA?" Patriak VI menjawab, "Beliau justru mengajari saya MENYAKSIKAN BUDDHATA." Mahabhiksu Yinzong bertanya lagi, "Yang namanya MENYAKSIKAN BUDDHATA adalah MENYAKSIKAN BUDDHATA, SAMADHI dan PEMBEBASAN hanya metode, keduanya beda. MENYAKSIKAN BUDDHATA adalah MENYAKSIKAN BUDDHATA, SAMADHI adalah SAMADHI, keduanya tidak sama, Anda kira saya sudah bisa SAMADHI," Lantas saya pun sudah MENYAKSIKAN BUDDHATA. Bukan. Anda harus memperoleh kebijaksanaan tertinggi dari dalam SAMADHI, setelah memiliki kebijaksanaan yang tertinggi ini, Anda baru dapat mencapai pencerahan, baru dapat MENYAKSIKAN BUDDHATA. Jadi, SAMADHI DAN PEMBEBASAN adalah suatu metode. MENYAKSIKAN adalah MENYAKSIKAN BUDDHATA." Ini adalah jawaban Patriak VI.

Di dalam jawaban Patriak VI mengandung "advaya-dharma-paryāya". Apa pengertian "advaya-dharma-paryāya"? "Advaya-dharma-paryāya" adalah mutlak, hanya satu jawaban. Tidak ada jawaban kedua. Jadi, boleh dikatakan, "Sekte Hati Buddha" adalah "advaya-dharma-paryāya", pengertian dari "advaya-dharma-paryāya" adalah tidak ada yang kedua, itu adalah jawaban yang sebenarnya. Jadi, saya mengajari Anda semua mencerahi, cukup beberapa kata saja, 5 kata, 7 kata, paling banyak 8 kata pun boleh, Anda memikirkan satu kalimat, sekali diutarakan, langsung mengerti. Namun, kalimat ini justru mengandung segala Buddhadharma di seluruh alam semesta, inilah yang disebut mencapai pencerahan! Jadi, di dalam SUTRA ALTAR PATRIAK VI menyebutkan bahwa Patriak VI sendiri tidak pernah mengenyam pendidikan, buta huruf, Ia juga tidak pernah membaca banyak Sutra, namun, Ia dapat menggunakan satu kalimat, justru menjawab seluruh seluk beluk kitab sutra, boleh dikatakan orang yang sangat bijaksana tidak lebih dari itu.

Barusan dijelaskan bahwa jawaban Patriak VI sangat singkat, lagipula jawaban yang ia berikan sarat dengan rasa Dharma, tidak boleh salah bicara. Mengenai salah bicara, ada sebuah cerita lucu seperti ini: ada seseorang pergi interview untuk mencari kerja, karena orang itu salah bicara, jadi ia tidak diterima. Orang di sebelahnya bertanya padanya, "Apa ucapan Anda yang salah itu?" HRD interview bertanya padanya, "Apakah Anda bisa menempati posisi ini? Apakah Anda bisa kerjakan dengan baik?" Ia menjawab, "Sambil memejamkan mata pun saya bisa kerjakan dengan baik." Ia sangat percaya diri. Namun, ia salah bicara, karena pekerjaan yang ia lamar adalah satpam jaga malam. Sebagai seorang satpam jaga malam, Anda mana boleh mengatakan "Sambil memejamkan mata pun saya bisa kerjakan dengan baik." Satpam jaga malam harus melek. Jadi, di dalam Buddhadharma dikatakan, pernyataan yang keluar dari mulut seorang yang telah cerah tidak mungkin salah, Anda selamanya mengerti apa itu pencerahan, Anda selamanya tahu.

"Hati biasa adalah Dao" yang tadi disampaikan Acarya Lian Zai, tentang Bhiksu Zhao Zhou bertanya pada gurunya Guru Zen Nanquan. Nanquan menjawab, "Hati biasa adalah Dao." Pernyataan "hati biasa adalah Dao" berasal dari Mazu Daoyi. Waktu itu, ada dua orang hebat, satu di utara, yakni Shitou Xiqian, di selatan adalah Mazu Daoyi, keduanya adalah Guru Zen. Tadi, Acarya Lian Zai sempat menyebutkan "hati biasa adalah Dao", pernyataan ini sungguh luar biasa, mengkonfirmasi tarian Yuxian. Tarian Yuxian tidak ada maksud apa-apa, hatinya biasa-biasa saja, yang aneh justru kalian. Saya berharap Yuxian anggap itu tarian biasa atau olahraga, biarlah kita semua senang menontonnya, Anda berolahraga, kami senang. Ini saling menguntungkan! Ini juga wajar! Bukan apa-apa. Anda jangan pusingkan pandangan atau pemikiran orang lain. Inilah yang tadi dikatakan oleh Acarya Lian Zai "tidak apa-apa", "saya tidak pusingkan", "beginilah saya". Prana Yuxian sendiri masih sangat alami, ia bukan seorang yang bisa menggunakan tipu muslihat, atau orang yang berhati jahat, seharusnya bukan, begitulah dia, hatinya biasa-biasa saja, ini sudah sangat mendekati Dao! Tidak apa-apa. Anda jangan taruh di hati dan menolak untuk menari di kemudian hari. Lain kali Anda tidak menari, hati biasa Anda tidak dapat berkembang.

Acarya Lian Zai mengatakan "tidak egois", Dao bukan satu orang; bahkan "tidak mengingat", tidak mengingat berarti tidak mengingat baik dan buruk, positif dan negatif. Tahukah Anda, apa itu hati biasa? Yakni "tidak mengingat", tidak menaruh sesuatu dalam hati, hanya mengalir dengan sangat alami, tidak dibuat-buat, inilah "tidak mengingat"! Setiap perbuatan dan tutur kata Anda, semua sesuai dengan Dao. Saya sengaja mengatakan, seperti tarian yang lain, sengaja diselewengkan, jauh dari Dao. Bagaimana Dao itu? Anda menari dengan sangat alami, itulah Dao. Anda jangan sengaja membuat-buat, jangan sengaja pamer, Anda melambai dengan alami, itulah hati biasa. Jika Anda menerapkan dengan sangat alami dalam kehidupan sehari-hari, akan menghasilkan "fungsi mulia" dan "bebas leluasa". Anda jangan menaruh segala sesuatu di hati Anda, juga jangan menyalahkan pandangan orang lain.

Sama seperti Mahaguru, jika Mahaguru menyalahkan surat kabar, majalah, media yang fitnah Mahaguru, mungkin saya juga tidak berani keluar menghadapi massa; mungkin saya tidak berceramah Dharma lagi, mungkin saya tidak ingin hidup lagi. Banyak orang demikian! Ada seorang bermarga Bai, seorang pengusaha, media menfitnahnya, ia tidak tahan lagi, lantas bunuh diri loncat dari jembatan besar Penghu. Kita jangan menaruhnya di hati. Kita jalani hidup kita, biarkan saja pandangan orang lain, saya bebas leluasa. Saya tidur dengan lelap, makan dengan kenyang, hidup dengan bahagia, sama seperti dewa. Saya tidak peduli dengan pandangan dan pikiran orang lain.

Ketika saya kembali ke Seattle, ada seorang sesepuh di China Town (pecinan) mengunjungi saya, "Mahaguru Lu masih hidup dengan baik, Ia masih tertawa dengan gembira, masih sangat bebas leluasa! Ia berkata, "Bagus kalau begitu." Tentu saja bagus! Mana ada yang tidak bagus, bagi saya apapun bagus. Sekalipun Anda menyiramkan benda yang sangat kotor ke kepala saya, saya masih sangat bebas leluasa, tidak apa-apa, tidak masalah, saya tidak taruh di hati. Itu sangat baik, segalanya sangat baik, tidak ada yang tidak baik.

Hari ini, Zhenfo Zong kita adalah "biasa", namun di dalam "biasa" ada "luar biasa", beda. Jadi, Mahaguru berceramah Dharma biasa-biasa saja, namun di dalam biasa ada luar biasa, temukan kebenarannya, Anda baru dapat mencapai pencerahan. Anda tidak berhasil menemukan kebenarannya, Anda mengira itu biasa. Mahaguru bercerita lucu, biasa, di dalam cerita lucu ada kebenarannya!

Seperti tadi tentang Acarya Dehui, ini biasa, jawaban kita juga demikian. Contohnya seseorang yang selalu telat, bertanya padanya, "Mengapa hari ini Anda telat?" "Hari ini saya keluar rumah agak telat." "Lalu, mengapa Anda tidak keluar rumah lebih pagi?" "Sebab, setelah pulang, keluar rumah lagi, kalau keluar rumah lagi bisa agak telat!" Sangat beralasan, bukan sama sekali tidak beralasan. Ia bertanya, "Besok bolehkah Anda keluar rumah lebih pagi?" "Kebiasaan saya adalah keluar rumah agak telat, saya selalu selesai berbenah pada jam itu, masuk kantor sudah telat." Atasan juga tidak berdaya. Ia juga sangat biasa, telat telah menjadi kebiasaan. Kesibukan Dehui sudah menjadi kebiasaannya, hanya saja saya tidak mengerti apa yang disibukannya. Ia sering tidak makan malam, saya berkata, aneh, saya tidak makan satu porsi saja sudah kelaparan, Anda boleh tidak makan berporsi-porsi, ini juga biasa, kebiasaannya. Tidak sama dengan kebiasaan saya. Walaupun tidak sama, juga biasa. Di sana ada suara tawa, ada suara tawa juga biasa.

Masalah duniawi, saya merasa sekarang kita sedang mencerahi 4 kata dari "memahami hati dan menyaksikan Buddhata", saya jelaskan pada Anda semua cara menggunakan metode ini, "tuliskan pencerahan Anda". Sesungguhnya, setiap orang sudah menulis dengan baik, tingkat pencerahan kalian cukup tinggi, dibandingkan dengan orang biasa, sudah sangat melampaui mereka, mengandung Dharmarasa yang kental. Pernyataan yang ditulis setiap orang sangat bagus, bahkan ada beberapa yang telah menyatakankan titik beratnya. Hanya saja, saya belum bertanya padanya, "Mengapa Anda menyatakan kalimat ini?" Suatu hari nanti, saya akan bertanya pada mereka, "Mengapa Anda menyatakan kalimat ini?" Jika jawabannya sangat tepat, itu adalah orang hebat. Tingkatan mereka boleh dikatakan lebih tinggi daripada presiden.

Tingkatan mereka ini di dalam Buddhadharma adalah mengatasi samsara dan kerisauan. Presiden belum tentu mengatasi samsara dan kerisauan. Posisi presiden paling tinggi, namun, ia tidak dapat menuntaskan samsara, tidak dapat menghentikan kerisauan. Jadi, kita menonton berita, presiden yang terpilih sekarang Obama, kesulitan terbesarnya adalah mengatasi resesi Amerika, mengatasi badai finansial Amerika. Kesulitan ini sangat besar. Jadi, ia harus menggunakan kebijaksanaannya untuk mengatasi persoalan ini. Apakah ia memiliki kerisauan? Pasti ada. Walaupun terpilih adalah hal yang sangat menggembirakan dan membanggakan. Tentu saja mendapatkan posisi tertinggi setingkat kepala negara sungguh membanggakan, namun, kesulitan dan kerisauannya segera datang, ia harus mengatasi kesulitan ini. Kesulitan ini di mata orang yang telah cerah, sama sekali bukan kesulitan, jadi, kita lebih luar biasa.

Kita harus seperti yang dikatakan oleh Lama Lian Yi "mendekati kalyana mitra", bila Anda dapat mendengarkan ucapan kalyana mitra, Anda dapat menuntaskan samsara dan menghentikan kerisauan, Anda dapat hidup dengan sangat bebas leluasa, juga meningkatkan personalitas dan akhlak Anda, juga tidak akan terlalu melekat, sebab "bebas dari kemelekatan", baru dapat menghentikan kerisauan. Seperti Mahaguru sendiri "tidak melekat", hati tidak ditaruh apa-apa, setiap hari sangat bahagia, yakni bebas dari kemelekatan. Melekat sama dengan kerisauan, yang dikatakan Lama Lian Yi, Anda tidak melekat maka kerisauan bisa dihentikan. Tentu saja, ini harus belajar perlahan-lahan, Anda pelan-pelan belajar bagaimana bebas dari kemelekatan, bagaimana bisa bebas leluasa, bagaimana dapat memahami segalanya, bagaimana dapat mengatasi.

Kerisauan seorang presiden sangat besar, presiden sungguh sangat risau. Saya merasa, presiden kampung halaman saya Taiwan, Ma Ying-jeou, ia juga sangat risau. Menurut liputan berita, kerisauannya sampai menepuk meja, orang yang sangat marah baru menepuk meja. Seperti presiden AS, Obama, kesulitannya sudah datang, ia juga bisa risau, seperti kita tidak ada kerisauan, alangkah baiknya! Benar tidak. (Hadirin tepuk tangan) Jika Anda tidak membeli saham, juga tidak membeli investasi, Anda pun duduk di posisi Anda dengan mantap, Anda tidak memiliki kerisauan apapun. Uang Anda pas-pasan, ketika uang Anda sudah tidak cukup digunakan, tentu saja kerisauan datang. Tidak apa-apa! Tidak punya uang, makanlah di Ling Shen Ching Tze. (Hadirin tepuk tangan)

Seseorang menerima telepon dari presiden, posisi presiden sudah sangat tinggi, telepon ke seorang yang sangat biasa. Orang lain berkata, "Luar biasa! Mungkin presiden mengundang Anda masuk istana, masuk dan menjadi kepala bagian! Menjadi pejabat istana! Aneh, mengapa presiden bisa meneleponi Anda, apa yang dikatakannya?" Orang itu berkata, "Presiden berkata "Saya adalah Obama"." Kemudian, ia memperkenalkan dirinya. "Oh! I'm wrong number." (Mahaguru tertawa) Presiden hanya mengucapkan satu kalimat padanya, salah nomor. Presiden tidak mungkin telepon ke setiap hadirin di sini, setiap bhiksu yang hadir di sini juga tidak mungkin menerima telepon dari presiden, sebab posisi presiden terlalu tinggi, siapapun yang diteleponnya, pasti akan diundang ke istana. Ia baru menjadi presiden, ia harus mengundang banyak orang untuk membantunya, menjadi kepala bagian! Menjadi sekretaris negara! Beliau akan membentuk kabinet. Anda menerima telepon, alhasil ia mengatakan "Wrong number." Salah nomor. Jadi, jangan senang menerima telepon dari presiden, sebab ia pasti salah nomor. Kita membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk mencerahi. Terus terang, tidak mudah mencerahi. Namun, kalian siswa Zhenfo Zong, sudah ada beberapa yang mengenai titik merah. (Hadirin tepuk tangan) Tidak mudah! Semuanya berkat bimbingan acarya, dharmacarya, dan lama yang hadir di sini. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music