Sabtu, 21 Februari 2009

Tri-drsti-namitta-mudrā (Tiga Corak Dharma) Adalah Eka-dharma-svabhāva-mudrā (Satu Corak Wujud Sejati)

(Ceramah Buddha Hidup Lian Sheng di Ling Shen Ching Tze Temple pada Kebaktian Sabtu 15 November 2008)


Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala! Acarya pemimpin kebaktian Acarya LIan Huo, Gurudhara, Para Acarya, juga tamu kehormatan, Para Lama, Dharmacarya, para umat se-Dharma, umat se-Dharma di internet, salam sejahtera semuanya!

Hari ini kita melanjutkan penjelasan "Sutra Altar Patriak VI". Setelah Mahabhiksu Yinzong bertemu dengan Patriak VI, ia mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat penting, "Apa itu advaya-dharma-paryāya dalam Buddhadharma?" Karena kita tahu di dunia ini ada "Teori Relativitas", teori relativitas bicara tentang relatif, yakni dua. Kita memandang dunia ini adalah dua, yang dilihat semua orang adalah dua, contohnya ada pria, maka ada wanita; ada siang, maka ada malam; ada terang, maka ada gelap. Dunia ini bila diperbincangkan, semuanya adalah dua.

Mahabhiksu Yinzong bertanya "apa itu advaya-dharma-paryāya (Dharma yang tiada duanya) dalam Buddhadharma", waktu itu Mahabhiksu Yinzong menerangkan "SUTRA NIRVANA", sebenarnya menerangkan "SUTRA NIRVANA" harus tahu bahwa Buddhadharma itu tiada dua. Sang Buddha memiliki tri-drsti-namitta-mudrā (tiga corak Dharma), antara lain: "samskārânityatā" (kesementaraan), "sarve dharmā anātmānah" (tiada aku), dan satu lagi "eka-dharma-svabhāva-mudrā" (satu corak wujud sejati). Sesungguhnya, "śāntamnirvānam" (nirvana) sama artinya dengan "eka-dharma-svabhāva-mudrā" (satu corak wujud sejati). "SUTRA NIRVANA" bicara tentang "nirvana", apa yang dimaksud dengan "nir"? Yakni samata (persamaan derajat), semuanya sunya, adarsa. Apa itu "vana"? Memusnahkan segala khayalan, ilusi adalah palsu, khayalan, pemusnahan, nirvana. "SUTRA NIRVANA" bicara tentang "nirvana".

Di dalam "Tri-drsti-namitta-mudrā" dari Sang Buddha juga bicara tentang nirvana. Patriak VI menjawab, ada seorang Bodhisattva Prabhu Gunaraja bertanya pada Sang Buddha: ada seseorang melanggar "Parajika" (empat dosa berat), apa saja empat dosa berat tersebut? "Membunuh, mencuri, berzinah, dan berdusta" adalah empat dosa berat. Ia juga melanggar "pañcānantarya" (lima perbuatan durhaka), apa saja "pañcānantarya"? "Membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh sangha/arahat, menyebabkan Buddha berdarah, memecahbelahkan kesatuan Sangha", inilah "pañcānantarya", sangat berat. Masih ada lagi yang namanya dosa "icchantika", yakni sama sekali tidak percaya adanya hukum karma, juga tidak mendekati teman-teman berbudi luhur yang melakukan kebajikan. Ia sama sekali tidak merasa malu, tidak pernah menyesal, seluruh akar kebajikannya telah putus, inilah pelaku pelanggaran atas "icchantika". Orang yang berbuat dosa demikian, bukankah seluruh akar kebajikannya sudah musnah atau putus?

Bodhisattva Prabhu Gunaraja mengajukan pertanyaan demikian pada Sang Buddha, Buddha pun menjawab, "Akar kebajikan ada yang abadi dan sementara." Ini aneh sekali. Simak jawaban Sang Buddha, "Akar kebajikan ada yang abadi, ada pula yang sementara; Buddhata bukan abadi, juga bukan sementara." Di dunia ini, ada orang menganggap sesuatu itu baik, ada orang menganggap itu tidak baik. Sebenarnya, Buddhata itu tidak baik, juga tidak jahat, ini adalah jawaban Patriak VI Huineng, inilah "advaya-dharma-paryāya" (Dharma tiada dua).

Mengapa bisa demikian? Jawaban Sang Buddha membuat orang bingung. Dulu saya membaca "Sutra Altar Patriak VI" juga bingung. Baik ya baik, jahat ya jahat, mengapa Buddhata "tidak baik juga tidak jahat"? Bukankah Sang Buddha mengatakan "jangan melakukan kejahatan, lakukanlah kebajikan"? Waktu itu saya juga bingung, memangnya menyuruh kami melakukan kebajikan, juga menyuruh kami melakukan kejahatan, inikah Buddhata? Banyak orang punya pertanyaan demikian.

Patriak VI mengatakan "tidak memikirkan kebajikan maupun kejahatan", jangan pikirkan itu baik, juga jangan pikirkan itu jahat. Tidak ada suatu standar, lantas, apapun kita lakukan. Apa itu baik, apa itu jahat? Ini sangat aneh, saya tetap tidak dapat membedakan mana yang baik, mana yang jahat, mengapa baik dan jahat itu semua benar. Ia mengatakan bahwa Buddhata itu bukan kebajikan, juga bukan kejahatan. Tentu saja, hanya Buddha yang tahu apa itu "advaya-dharma-paryāya". Hanya orang cerah yang tahu apa itu "advaya-dharma-paryāya". Hari ini, Mahaguru tentu adalah orang yang telah cerah, hari ini tentu saja tahu. Namun, masih banyak orang tidak dapat mengerti. Patriak VI mengucapkan kalimat ini, Mahabhiksu Yinzong juga dapat memahami. Untuk melihat "nirvana", "nir" -- segalanya adalah sunya, sama sekali tidak berbuat, inilah "nir". "Vana" -- tidak ada pikiran apapun, khayalan apapun tidak ada, inilah "vana". Inilah yang dibicarakan "SUTRA NIRVANA".

Tidak membedakan "baik", tidak membedakan "jahat", tidak membedakan "abadi", tidak membedakan "sementara", ini barulah mendekati Buddhata. Mahabhiksu Yinzong mengajukan pertanyaan ini, Patriak VI pun menjawab, yang dilihat orang suci adalah "satu" -- "eka-dharma-svabhāva-mudrā". "Tri-drsti-namitta-mudrā" sebenarnya adalah "eka-dharma-svabhāva-mudrā". Yang dilihat orang biasa adalah "dua", "relatif". Orang suci melihat seluruh umat manusia di bumi ini, termasuk seluruh insan, semuanya memiliki Buddhata. Buddhata itu "abadi", kekal. Yang namanya "sementara" adalah seluruh perubahan pada diri Anda, perubahan di sekeliling Anda, dan perubahan di dalam hati Anda. Buddhata itu "abadi", semua perubahan adalah "sementara".

Dulu saya mengatakan bahwa memahami hati seorang manusia sangat sulit, hati manusia berubah-ubah. Sungguh! Seluruh kejadian di dunia ini berubah-ubah. Dulu, kita sering mengatakan harga cinta sangat mahal, bisa berubah. Bukankah saya pernah menyampaikan 1 cerita lucu, diceritakan oleh Liang Yong dari Brazil. Ada satu orang sedang berjalan di tepi sungai, sekali menendang, tertendang sebuah lampu Alladin. Genie (jin) ini keluar dari dalam lampu Alladin. Ia berkata, "Tuan, saya akan mengabulkan semua permintaan Anda." Orang ini berpikir, ia ingin pulang, namun, harus melewati sungai ini, sungai ini sangat lebar. "Buatkan saya sebuah jembatan! Dengan melewati jembatan, saya bisa menyeberangi sungai ini dan pulang ke rumah." Genie pun menjawab, "Tidak tahukah Anda, sekarang ekonomi merosot drastis, harga barang melonjak tinggi, Anda menyuruh saya membangun sebuah jembatan, butuh banyak rangka baja dan semen, ini cukup sulit bagi saya. Coba pikirkan lagi yang lain!" Bapak itu pun berpikir sejenak, "Begini saja, saya telah beberapa kali bercerai, seorang istri meninggalkan saya, seorang istri lagi terus mengusikku, sama-sama merisaukan. Ajari saya bagaimana memahami hati wanita." Begitu Genie mendengarnya, "Sudahlah! Sudahlah! Saya bangun jembatan saja."

Untuk memahami hati seorang manusia sungguh sulit, paginya masih panggil "Honey"! "Honey"!" Malamnya divorce (bercerai). Waktu sedang berubah, cinta itu kimiawi, cinta masa lalu lenyap tanpa jejak. Seseorang berkata, kekasih yang dulu, sekarang tidur di pinggir ranjang, ia justru adalah musuh Anda.

Bicara tentang perubahan, yang membuat Anda tidak habis pikir. Berita akhir-akhir ini, pemerintah tertinggi bisa jatuh menjadi narapidana. Presiden menempati posisi tertinggi, tidak ada posisi yang lebih tinggi daripada ini lagi. Anda lihat perubahan! Jatuh menjadi narapidana, inilah kekuasaan tertinggi berubah menjadi terendah.

Mari kita bahas tentang kekayaan. Orang terkaya di Taiwan, Wang Yongqing, ia sangat kaya, seumur hidupnya sangat hemat, berakhlak tinggi, ia juga dewa manajemen di Taiwan, sekarang kekayaannya, status sosialnya sendiri, sudah tidak ada lagi. Jadi, yang konglomerat, yang memiliki status sosial, yang sangat kaya, apa yang didapatkannya. Apakah Anda tidak kelelahan? Saya sudah kelelahan. Makanya, saya ingin pensiun pada usia 65 tahun, biasanya orang pensiun pada usia 65 tahun. Usia saya sudah mencapai usia pensiun, sekarang saya adalah pemanfaatan sampah, saya adalah sebuah sampah, sekarang tengah menerangkan Sutra, itulah pemanfaatan sampah.

Antara "abadi" dan "sementara" sangat aneh, ia berubah-ubah. Anda mengatakan "abadi", tidak salah. Sewaktu muda, tubuh Anda sangat sehat, Anda pun tahu kalau sudah tua, begitu tua, Anda pun menjadi "sementara", satu penyakit datang, Anda pun berubah menjadi "sementara", tubuh Anda tidak mendengar perintah Anda lagi, telah berubah. Apa yang tidak berubah di dunia ini? Semua sedang berubah. Yang tidak berubah, satu-satunya yang paling baik, yang paling bernilai, adalah Buddhadharma yang paling berharga -- Eka-dharma-svabhāva-mudrā!

Bicara tentang "hidup dan mati", sebenarnya juga "sementara", perubahan di dalamnya mencakup perubahan ruang dan waktu. Saya tunjukkan satu contoh yang sangat sederhana, Richard Yan juga di sini, Grace juga di sini. Saya ingat waktu itu Acarya Richard Yan berkata pada saya, pertama kali ia melihat Grace di Taiwan, Grace sepertinya memakai sebuah topi, ia berkata seperti itu, entah benar atau tidak, begitu ia melihatnya, ia lantas berkata, "It's my wife." Waktu itu, Richard Yan kembali ke Vancouver. Anda yang beritahu saya, bukan saya yang mencari tahu. Waktu itu, Richard Yan memberitahu saya, "Setiap hari sepucuk surat, setiap hari satu telepon, one telephone, one day", setiap hari pasti ada, setiap hari pasti menerima telepon. Tiba-tiba suatu hari, Richard Yan di Vancouver tidak menerima telepon dari Grace, sekali tiket dibeli, langsung terbang ke Taiwan. Ia juga tidak berselera makan dan minum, malam pun tidak bisa tidur, ia harus menemukan alasan mengapa tidak ditelepon. Cinta ini, number one! Dulu saya tidak demikian. (Mahaguru tertawa). Hari ini tidak perlu dikatakan lagi, banyak orang sudah tahu, "akhir tanpa kata-kata". Begitu saya mendengarnya, "Apakah benar?" Sekarang Acarya Richard Yan bahkan memohon "surat perpisahan" dari pengadilan, maksudnya Anda tidak boleh mendekati saya dalam radius sekian, pokoknya setelah saya memohon surat ini, Anda jangan mendekati saya lagi. Ada kejadian demikian, perubahan ini terlalu besar. Normal! Asal tahu saja, itu normal! Jadi, Anda semua harus siap mental, ini adalah peristiwa yang sangat normal. Yang berlalu telah berlalu, sekarang adalah sekarang, masa depan adalah masa depan, semua bisa berubah.

Masalah di dunia ini tidak dapat Anda duga, dulu orang yang menulis surat cinta untuk saya, ia menyatakan ingin menjadi suami istri dengan saya selama 7 kehidupan, kehidupan terakhir baru mencapai kebuddhaan. Sungguh! Buku hariannya masih saya simpan! Indah sekali! Satu kehidupan masih belum terjalin, sudah kandas, malah saya dimaki-maki bukan kepalang, dia bahkan menerbitkan buku! Di dalam buku hariannya jelas-jelas tertulis ingin menjadi suami istri dalam 7 kehidupan, kenapa satu kehidupan pun belum terjalin, Anda sudah menyalahkan saya sedemikian rupa. Lagipula saya tidak pernah menyinggung perasaan Anda, saya hanya bicara beberapa kalimat dengan wanita lain saja. (Mahaguru tertawa) Sudah dipaku mati. Hati manusia sungguh......Amitabha! Om Mani Padme Hum! Bisa berubah.

Dulu rambut saya hitam pekat, sangat gagah, hanya tubuh saya agak pendek saja, ini satu-satunya kekurangan saya. (Hadirin tertawa) Gurudhara selalu berkata, "Saya melihat seseorang, tinggi dan tampan." Hati saya sangat sedih, mengapa saya tidak tinggi, saya hanya tampan. (Mahaguru tertawa, hadirin tertawa)

Rambut yang hitam pekat bisa berubah. Mahaguru tiap hari mencukur rambut, dicukur habis. Jika saya tidak mencukur rambut, kalian akan melihat rambut saya, bisa menghitung uban saya. Menghitung berapa helai uban Mahaguru. Saya berkata, "Buat apa melihat kepala saya?" (Mahaguru tertawa) Anda berkata, "Bukan, saya sedang menghitung rambut hitam Anda." Ia juga bisa berubah, jelas-jelas Anda sedang memperhatikan uban saya, Anda berkata sedang menghitung rambut hitam saya.

Manusia bisa menua, rambut juga bisa berubah, gigi juga bisa berubah, daya penglihatan juga bisa berubah, pendengaran juga bisa berubah, setiap organ tubuh bisa berubah. Hari ini saya tidak memiliki hasrat apa-apa, saya tidak memiliki hasrat kekayaan, saya tidak memiliki hasrat kekuasaan, saya tidak ingin menjadi apa-apa. Karena kekuasaan yang semakin tinggi semakin berbahaya. Saya juga tidak memiliki hasrat seksual, sewaktu muda dijamin ada, sekarang sepertinya sudah hampa, tidak ada lagi. Setelah belajar Buddhadharma, seluruh hasrat "kekayaan, seks, dan popularitas" hampa. Sekarang apa yang tersisa? Hasrat makan, ada! Kadang-kadang berkata, "Sayuran hari ini enak." "Sayuran hari ini seperti menggigit rumput, tak tertelan." Juga ada, ada sedikit perbedaan demikian. Akan tetapi, Anda tahu uang belanja Ling Shen Ching Tze Temple itu sudah tetap, ia juga tidak akan berkurang, juga tidak akan bertambah, saya tidak boleh memilih. Begitulah "pangan". Tidur juga demikian, setiap hari tidur seven hours (7 jam), siang half hour (setengah jam), begitulah, saya sudah sangat puas. Inilah kehidupan.

"Abadi" juga berarti "sementara", bisa berubah. Apa itu "baik"? Apa itu "buruk"? Memangnya menikah itu "baik", bercerai itu "buruk"? Bukan! Apa itu kebajikan, apakah membantu orang lain itu kebajikan? Menghancurkan itu kejahatan? Sesungguhnya, kadang-kadang, bila rumah sudah tua, juga harus dihancurkan, kemudian dibangun lagi yang baru. "Baik" dan "buruk" sangat sulit dibedakan. "Berubah" dan "tidak berubah", "abadi" dan "sementara", semua sangat sulit dibedakan, di mata Buddha adalah "eka-dharma-svabhāva-mudrā". Semua insan memiliki Buddhata, orang yang melakukan kejahatan besar, ia pergi ke neraka, alam hewan, alam setan kelaparan, suatu hari karma jahatnya telah berakhir, ia pun kembali lagi, ia menemukan hati nuraninya. Jadi, tidak boleh dikatakan ia selamanya orang jahat.

Di dalam Buddhadharma, tidak boleh dikatakan orang jahat, tidak ada satu pun orang jahat. Pada diri orang jahat juga ada Buddhata, Buddhata adalah "advaya-dharma-paryāya". Para insan sederajat, semua memiliki Buddhata, di dalam wujud "nirvana", "samata", dan "adarsa-jnana", sepenuhnya sederajat, ini hanya dapat dipahami oleh orang yang telah cerah.

Ada sebagian orang suka berdusta, berbohong. Seseorang pergi melamar kerja, keahliannya tertulis "bergosip". Penguji berkata, "Aneh sekali, mengapa Anda tulis keahlian Anda "bergosip"? Baiklah! Sekarang bergosiplah." Ia pun menuju pintu ujian, lalu berkata pada sebaris orang yang akan mengikuti ujian di luar, "Penguji telah menerima saya. Kalian semua boleh pulang." Gosipnya sukses. "Bergosip" kita sebut sebagai "karma ucapan", ini mudah sekali dilanggar. Jelas-jelas memanfaatkan Anda, ia sengaja berbohong untuk menipu Anda, untuk mengambil untung dari Anda, menipu uang Anda. Ia juga menggunakan berbohong untuk menipu perasaan. Menipu kekayaan, seks, popularitas, semua ada, ini semua adalah "berdusta".

Menurut Anda, bagaimana? Seperti berdusta, namun, Buddhatanya masih ada. Jadi, saya pernah menyatakan "tidak mengabaikan satu insan pun". Pernyataan ini berarti: "Semua insan memiliki Buddhata, disebut tidak mengabaikan satu insan pun." Mengapa Mahaguru mau memberikan pemberkatan dan abhiseka kepada orang yang meninggalkan Mahaguru, mengatakan bahwa ia kelak mencapai kebuddhaan dengan nama Buddha apa. Ketika Buddha Sakyamuni memberkati Devadatta, juga memberikannya vyakarana, "Kelak Anda mencapai kebuddhaan bernama "Tathagata Dewaraja"." Karena Ia melihat Buddhatanya. Walaupun, dalam kehidupan sekarang ia menyebabkan Buddha berdarah, ia melakukan lima perbuatan durhaka yang sangat berat, ia hendak meracuni Buddha Sakyamuni, ia menggunakan berbagai cara, seperti membuat gajah mabuk, menggunakan gajah untuk menginjak Buddha Sakyamuni, di atas gunung mendorong batu untuk menindih Buddha Sakyamuni; di dalam kukunya disembunyikan racun, memanfaatkan kesempatan ketika bernamaskara para Buddha Sakyamuni, lalu kukunya ditancapkan ke kaki Buddha Sakyamuni. Buddha Sakyamuni tahu bahwa setelah ia jatuh ke neraka, lewat pencucian rintangan karma, kelak akan mencapai kebuddhaan, disebut "Tathagata Dewaraja". Jadi, Buddha juga tidak mengabaikan seorang insan pun, Mahaguru juga tidak mengabaikan seorang insan pun. (Hadirin tepuk tangan) Jadi, di mata seorang yang telah cerah, samata-jnana, adarsa-jnana, tidak ada yang namanya orang jahat, inilah yang disebut "advaya-dharma-paryāya". Anda semua harus ingat, "advaya-dharma-paryāya".

Demikian maksud dari Patriak VI, "Pikiran Anda yang terikat di dalam hati Anda, baik pikiran baik maupun pikiran jahat, semua adalah akar dari tumimbal lahir." Hati Anda ingin mendapatkan posisi yang sangat tinggi, ingin memperoleh kekayaan yang banyak, ingin memperoleh popularitas yang sangat besar, ketahuilah, Anda lihat saja Wang Yongqing, Anda lihat saja presiden itu, Anda lihat saja orang mulia pada masa lalu, Anda merasa lelah atau tidak? Lelah sekali! Sangat lelah! Jadi, otak saya hampa, hasrat apapun tidak ada lagi, hasrat telah hampa.

Anda mengira tubuh Anda sangat sehat, anggota badan sangat kuat, tubuh sangat strong (kuat), sebenarnya usia 65 tahun sudah seharusnya pensiun. Sekuat apapun Anda, begitu usia Anda sudah lanjut, Anda pun tahu, apa yang Anda peroleh. Jadi, saya mengatakan apa yang didapatkan Wang Yongqing, apa yang didapatkan presiden, apa yang didapatkan orang-orang yang memiliki popularitas, semuanya tidak lebih dari nama semu. Hari ini, yang dipahami oleh Patriak VI adalah "Eka-dharma-svabhāva-mudrā". Di dunia ini, setelah kita mengetahui prinsip ini, kita tiada pamrih, kita melakukan bukan demi apa-apa, namun, demi menjalankan tugas membabarkan Dharma dan memberikan manfaat kepada insan, kita melakukannya dengan tekun, inilah satu tujuan dari Mahakalyana-mitra yang ada di dunia manusia.

Anda semua mendengar sampai di sini, ada beberapa seharusnya menjadi bhiksu. Bukankah Sdr. Lianhua Haomin sudah datang, silahkan Anda berdiri sebentar. (Hadirin tepuk tangan) Ia adalah orang hebat, malam ini ia mengatakan pada saya bahwa ia sungguh ingin melepaskan segalanya, sungguh ingin menjadi bhiksu. (Hadirin tepuk tangan) Di sini ada beberapa orang hebat, menulis sebuah memo, "untuk sementara saya tidak ingin menjadi bhiksu". Nyatalah bahwa di dalam hatinya masih ada pikiran, pikiran apakah ini? "Demi apakah saya tidak menjadi bhiksu". "Demi apa" pikiran ini masih ada, karena ia memiliki satu pikiran, jadi, saat ini ia tidak menjadi bhiksu. Anda harus tahu bahwa "tiada pikiran" adalah Buddharatna pencerahan sejati, "ada pikiran" adalah akar dari tumimbal lahir, ini saling berhubungan. "Tiada pikiran", "tiada aku", semuanya saling berhubungan. Sang Buddha duduk dengan tenang di bawah Pohon Bodhi, Ia teringat, Ia telah mencapai pencerahan, Ia telah tahu, mengerti, ternyata titik titik titik...... Jadi, Ia memahami "Eka-dharma-svabhāva-mudrā" yang sangat luar biasa, yang Ia pahami adalah "advaya-dharma-paryāya", tak lain tak bukan yang dicerahi Patriak VI.

Patriak VI justru diupasampada oleh Mahabhiksu Yinzong, kemudian, Mahabhiksu Yinzong berguru pada Patriak VI dan menjadi siswanya. Mahaguru memiliki banyak siswa, semuanya Rinpoche, Buddha Hidup. Seperti tamu kehormatan kita hari ini, Beliau adalah rinpoche. (Mahaguru bertanya) "Apakah Anda sudah bersarana sebelum menjadi Rinpoche?" Sebelum Beliau menjadi Rinpoche, Beliau adalah siswa yang bersarana pada Mahaguru. Kita juga ada seorang Rinpoche, namanya Tulku Rinpoche, saya tidak enak hati, sebenarnya lafalnya seperti "talk" yang bahasa Inggrisnya berarti "bicara"! Di dalam bahasa Tibet "Tulku" adalah "inkarnasi", "Khutughtu" (Bahasa Mongol: Hutukutu), kita sebut "Hulihutu", "Khutughtu" juga berarti Rinpoche yang berinkarnasi. Djougou (Bahasa Tibet: Sprul-sku) juga mengandung sedikit arti inkarnasi. Mahaguru memiliki banyak siswa Rinpoche, seperti inkarnasi dari Padmasambhava, dulu ia juga siswa yang bersarana pada Mahaguru; seperti di Singapura juga ada satu, sekarang ia adalah Rinpoche, namun, ia juga siswa Mahaguru; di Nepal juga ada satu siswa Mahaguru, juga Rinpoche; di India juga ada Rinpoche siswa Mahaguru. Dulu ada beberapa Dharmaraja, datang ke Ling Shen Ching Tze, mereka ada yang ingin mengakui saya, memberikan surat keterangan. Saya meminta petunjuk dari Guru saya Thubten Dhargye, Beliau hanya mengucapkan sepatah kalimat, "Apakah masih kurang saya mengakui Anda? Cukup saya saja yang mengakui Anda!" Jadi, saya tidak mengambil surat keterangan tersebut. Hari ini, saya menjelaskan "advaya-dharma-paryāya" dalam Buddhadharma, ini adalah asal muasal pencerahan Buddha Sakyamuni di bawah Pohon Bodhi, saya mencerahi "advaya-dharma-paryāya", jadi, kita jangan mau nama semu itu, saya tidak punya nama semu tersebut. Saya adalah apa, saya adalah apa.... Tidak perlu. Dengan sendirinya Anda sudah sangat luar biasa. Mengertikah Anda semua? Dengan sendirinya, Anda telah luar biasa, Anda jangan mau julukan apapun, jangan mau nama apapun. Jelas-jelas Anda adalah orang yang datang kembali, Anda tidak perlu nama apapun. Karena, nama tersebut juga nama semu, sekelebat saja akan lenyap di dunia manusia; nama apapun sekelebat saja sudah tidak ada. Jadi, Anda semua lebih baik mengejar "advaya-dharma-paryāya" Buddhadharma Anda sendiri. Om Mani Padme Hum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music