Sabtu, 21 Februari 2009

Kerisauan Tidak Akan Tumbuh Bila Hati Bebas dari Gangguan Luar

(Ceramah Buddha Hidup Lian Sheng di Ling Shen Ching Tze Temple pada Kebaktian Sabtu 1 November 2008)


Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala! Gurudhara, pemandu kebaktian Acarya Lian Man, Para Acarya, Dharmacarya, Para Lama, para umat se-Dharma, juga umat se-Dharma di internet, salam sejahtera.

Sekarang, marilah kita bahas dulu tentang "Sutra Altar Patriak VI", terakhir Patriak VI tiba di Caoxi, kebupaten Guangdong, di sana Beliau dikejar oleh saudara seperguruannya yang gila nama dan keuntungan yang hendak mengambil jubah sesepuhnya. Jadi, Beliau pun lari ke suatu tempat bernama "Sihui", waktu itu Patriak V sempat mengatakan "menyepilah bila bertemu Hui". Ketika Beliau tiba di "Sihui", Beliau pun benar-benar menyepi, menyepi di kawanan pemburu yang bermata pencaharian berburu di gunung, dan Beliau pun hidup bersama para pemburu. Patriak VI hidup di tengah kawanan pemburu tidak hanya beberapa tahun saja, melainkan 15 tahun. Seorang yang memperoleh warisan Dharma dari Patriak VI, sambil membawa jubah sesepuh, ia bersembunyi. Sekali sembunyi 15 tahun. Ini cukup menderita. Hidup ini ada berapa kali 15 tahun? Hidup ini tidak ada beberapa kali 15 tahun. Patriak V sendiri dapat memprediksi, "menyepilah bila bertemu Hui", jadi Patriak VI pun menyepi di antara kawanan pemburu.

Kadang-kadang banyak kejadian yang menakjubkan, kejadian belum terjadi, Mahaguru sudah tahu, namun tidak boleh diutarakan. Apakah Anda semua masih ingat upacara akbar musim gugur tahun ini, homa Hevajra yang terakhir, apa yang Mahaguru utarakan? Setiap kali homa, kita akan mengatakan, "Api homa kali ini sangat berkobar-kobar, banyak Buddha dan Bodhisattva sudah tiba dan turun di tubuh saya sebelum homa dimulai." "Keberhasilan homa kali ini sangat sempurna, permohonan Anda semua dapat sesuai harapan." Hanya ketika homa Hevajra musim gugur yang terakhir ini saya berkata, "Homa kali ini tidak sempurna, hanya 7 dari 10 orang yang memperoleh pemberkatan, ada 3 orang tidak mendapat pemberkatan."

Ada apa? Belum pernah dikatakan homa tidak sempurna, hari itu tak disangka justru tidak sempurna, malah Dewa Vajra yang mengatakannya. Kira-kira seminggu kemudian, badai finansial pun datang! Tadi, Acarya Lian Man juga mengatakan, banyak pengusaha yang kena dampaknya, orang yang bukan pengusaha juga kena dampaknya, tapi tidak banyak, setiap orang pun kena dampaknya. Tujuh orang yang mendapatkan pemberkatan adalah bhiksu seperti kita! Ia tidak memiliki seberapa uang di bank, asalkan bisa makan, tidur, dan bersadhana pun sudah cukup, yang ini mendapatkan pemberkatan. (Hadirin tepuk tangan) Bukankah kita kelompok pengemis! Kelompok pengemis mayoritas warga miskin, ada 7 orang miskin, hanya 3 orang kaya. Yang kaya gawat, ia memiliki saham, ia punya tabungan dalam jumlah besar di bank, ia memiliki bisnis yang sangat besar. Jadi, sesungguhnya tahu sesuatu bisa terjadi, hanya waktu itu dikatakan "tidak sempurna". Tidak sempurna, singkatnya adalah mengalami kerugian, permohonan akan didiskon.

Jadi, ini juga kontak batin Buddha dan Bodhisattva sendiri. Anda lihat semua homa itu sempurna, tidak ada masalah yang terjadi, semua sempurna, bisnis semua orang pun lumayan, apapun baik! Begitu saya mengatakan tidak sempurna, lantas datanglah satu badai finansial, sampai sekarang masih belum beres. Tentu saja Mahaguru tidak terpengaruh, karena saku saya memang banyak, saya simpan semuanya di dalam saku, tidak disimpan di bank. Ini semacam kontak batin, tiba-tiba mengatakan "homa kali ini tidak sempurna", ada sebabnya, malah penyebabnya sangat besar.

Patriak V dan Patriak VI sendiri memiliki daya gaib. Patriak V menyepi di tengah kawanan pemburu selama 15 tahun, setiap kali pemburu pulang berburu, mereka mengurung hewan yang masih hidup ini dalam kurungan. Ketika Patriak VI melihat tidak ada orang, diam-diam ia melubangi kurungan tersebut, agar hewan-hewan bisa kabur. Pemburu bertanya, "Mengapa hewan kabur?" Patriak VI menjawab, "Saya tidak tahu, pokoknya kurungan ini sobek dan ada satu lubang, mereka pun kabur." Waktu itu dalam Agama Buddha China dikatakan, sebagian besar karena Kaisar Wu dari Dinasti Liang menitahkan agar bhiksu-bhiksuni harus bervegetarian, jadi, saat itu Patriak VI tidak boleh makan daging. Ia mencampur sayuran ke dalam panci daging untuk dimasak bersama daging, Patriak VI pun makan sayur yang terselip di antara daging.

Mengenai "non-vegetarian" dan "vegetarian", masalah ini sudah sering dibahas, jadi, tidak perlu dibahas ulang lagi. Setelah 15 tahun berlalu, Patriak VI pun berpikir, seharusnya boleh keluar membabarkan Dharma, 15 tahun kemudian Ia pun keluar. Ia pergi ke Guangzhou "Vihara Faxing" (sekarang "Vihara Guangxiao"). Apakah di antara kalian ada Orang Guangzhou? Apakah sekarang di Guangzhou ada "Vihara Faxing"? Sekalipun ada Orang Guangzhou, mereka juga tidak tahu ada "Vihara Faxing". Waktu itu ada seorang Bhiksu Yinzong--Mahabhiksu Yinzong sedang menerangkan "SUTRA PARINIRVANA", "SUTRA PARINIRVANA" adalah Sutra yang diterangkan oleh Buddha Sakyamuni sebelum memasuki parinirvana, namanya "SUTRA MAHAPARINIRVANA", yang sedang diterangkan oleh Mahabhiksu Yinzong. Mahabhiksu Yinzong sendiri sangat dihormati oleh kaisar pada waktu itu, kaisar mengundangnya menjadi ketua di sebuah vihara keluarga kerajaan, ia menolaknya dan meninggalkan vihara itu, kemudian, mengunjungi Patriak V dalam satu kurun waktu. Jadi, Mahabhiksu Yinzong ada sangkut pautnya dengan Patriak V.

Mari kita bahas tentang pataka Buddha, (Mahaguru menunjuk ke tengah aula utama) ini adalah pataka Buddha, pataka yang tergerai, di sini juga ada pataka yang tergerai, semua ini termasuk pataka Buddha. Ketika Mahabhiksu Yinzong tengah menerangkan "SUTRA PARINIRVANA", kebetulan angin menerpa, pataka Buddha ini pun bergerak. Seorang bhiksu berkata, "Pataka yang bergerak." Bhiksu lain berkata, "Bukan pataka yang bergerak, tapi angin yang bergerak." Keduanya berdebat, satu berkata "pataka bergerak", satu lagi berkata "angin bergerak". Patriak VI Huineng mendengar mereka berdua sedang berdebat, lantas berkata, "Bukan pataka sedang bergerak. Bukan angin sedang bergerak. Melainkan hati Anda berdua yang bergerak." Pernyataan ini sangat istimewa!

Misalnya kita melihat seekor bebek terbang menghampiri, kita biarkan ia berjalan ke Ling Shen Ching Tze, begitu masuk, pintu Ling Shen Ching Tze pun ditutup, malamnya kita boleh menyantap bebek panggang. (Mahaguru tertawa) Tidak boleh! Di Amerika dilarang! Amerika sangat keras melindungi satwa, bila Anda menangkap dan menyantap satwa yang bukan milik Anda, itu berarti melanggar hukum, malah harus dipenjara, hukumannya pun cukup berat.

Dulu, saya baru imigrasi ke Seattle, ketika tinggal di Ballard, ada seorang dokter yang rumahnya dekat tepi danau. Bebek di tepi danau berjalan ke rumahnya, ia pun menutup pintu. Alhasil, tentu saja kalian tahu bagaimana hasilnya. Kami bertanya pada dokter itu, bagaimana rasanya, ia mengatakan ada bau tanah. Sebenarnya, ini dilarang, ini melanggar hukum.

Seekor bebek terbang menghampiri, hati Anda pun tergerak, tergerak untuk apa? Yakni ingin mengurungnya. Apakah "bebek yang bergerak" atau "sayapnya yang bergerak"? Atau ia mengipasi angin, "angin yang bergerak" atau "hati Anda yang bergerak"? Huineng mengatakan "hati bergerak" bukan tidak beralasan. Ia memejamkan matanya, apakah pataka bergerak? Anda tidak melihat. Jika mata Anda tidak terbuka, Anda tidak dapat melihat pataka sedang bergerak. Jika telinga Anda tidak mendengar, Anda tidak mendengar angin sedang bertiup. Justru karena mata Anda melihatnya, jadi Anda mengira pataka sedang bergerak; justru karena telinga Anda mendengar bunyi angin, jadi Anda mengatakan angin sedang bergerak. Ketika Anda memejamkan mata, telinga Anda tidak mendengar, apapun tidak bergerak.

Oleh karena itu, Patriak VI langsung mengkaji sumbernya, terus menelusuri hati Anda, sehingga ia pun mengatakan, sebab hati Anda bergerak. Sebenarnya, jika angin bertiup, pataka pun bergerak; bila Anda mendengar bunyi angin, Anda pun tahu angin sedang bergerak. Mengapa keduanya bukan? Sebab, jika Anda tidak melihat, tidak mendengar, apa yang bergerak? Sama sekali tidak ada yang bergerak. Jadi, di sini ia pun mengatakan, seorang sadhaka, ketika Anda tidak diganggu oleh hal-hal dari luar, Anda diam sepenuhnya, Anda sama sekali tidak goyah. Anda bisa goyah karena Anda diganggu oleh hal-hal dari luar.

Setelah Patriak VI Huineng mengutarakan pernyataan ini, seluruh bhiksu yang menyaksikan keheranan, ucapan yang terlontar dari orang ini beda dengan orang biasa. Termasuk Mahabhiksu Yinzong. Ia mendengar pernyataan ini pun tahu, orang ini beda dengan orang biasa. Orang biasa hanya mengatakan, wah! saham sebentar naik, sebentar turun, sebentar naik lagi, sebentar turun lagi. Bila Anda sama sekali tidak membaca koran, tidak menonton televisi, tidak mendengar orang lain bercerita, tahukah Anda naik turunnya saham? Saham mana naik, mana turun, saya tidak tahu apa-apa! Karena saya tidak menonton televisi, tidak membaca koran, saya tidak mendengar orang lain bercerita. Tahukah Anda berapa poin saham sekarang? Tidak tahu. Anda tidak terpengaruh oleh saham.

Seorang pengusaha saham, hari itu ia berkata, "Sekarang saya gawat sekali!" Yang jual beli saham berkata, sekarang gawat sekali. Mengapa gawat? Sebab Anda tahu naik turunnya saham. Anda jangan melihanya, Anda pun tidak terpengaruh. Namun, Anda pasti akan diam-diam melihatnya. (tertawa) Akhir-akhir ini bagaimana? Setiap hari terpengaruh, setiap hari terpengaruh oleh harga saham, setiap hari terpengaruh oleh reksadana. Lucas pernah berkata pada saya, ia merasa begitu ia menonton televisi, begitu membaca surat kabar, hatinya sangat "murung" (logat Taiwan). Akhirnya ia telah paham, "Saya tidak menonton televisi lagi, saya juga tidak membaca koran lagi." Akhir-akhir ini ia terlihat lebih gembira. Begitulah, siapa yang membuat hati Anda goyah? Anda sendiri mencari kerepotan sendiri, Anda sendiri mencari sesuatu agar hati Anda goyah, kemudian dilimpahkan pada diri Anda, kerisauan pun muncul. Jadi "tidak melihat", "tidak mendengar", "tidak memikirkan", hingga "tiada pikiran", kerisauan apapun tidak tumbuh! Inilah sumbernya.

Semua manusia memiliki sifat dan kebiasaan. Ada sebuah kisah tentang "sifat dan kebiasaan": ada seseorang ingin naik taksi, begitu melambaikan tangan, "Taksi!" Taksi berhenti, orang ini pun naik dan duduk di belakang supir. Supir bertanya, "Anda mau ke mana?" Ia menepuk sebentar pundak supir dan berkata, "Saya mau ke Jalan Chengdu." Supir kaget setengah mati begitu pundaknya ditepuk orang lain. Penumpang keheranan dan bertanya, "Mengapa saya tepuk Anda sekali, Anda pun kaget setengah mati?" Supir taksi pun berkata, "Dulu saya membawa mobil jenazah, hari ini adalah hari pertama saya membawa taksi." Dulu, ketika ia membawa mobil jenazah, tidak pernah ada yang menepuk pundaknya, tidak pernah ada yang mengganggunya, ini adalah sifat dan kebiasaan. Pertama kali ia membawa taksi, ia masih mengira ia membawa mobil jenazah, di belakang ada yang menjulurkan tangan menepuk pundaknya, ia pun kaget setengah mati. Siapa mengganggu siapa? Dulu ia tidak pernah diganggu, sekarang ada yang menepuknya, ia pun terganggu.

Jadi, kita bersadhana juga semacam latihan, Anda harus melatihnya hingga sama sekali tidak terganggu. Di sini Patriak VI mengajarkan kita, "Bukan pataka yang bergerak, bukan pula angin yang bergerak, melainkan hati Anda sendiri sedang bergerak." Bukankah dulu saya pernah mengatakan, semua orang sedang menjapa nama Buddha, "Namo Amitabha! Namo Amitabha! Namo Amitabha! .... " tiba-tiba seorang gadis cantik lewat. "Amitabha! Gadis ini cantik sekali." Justru hati Anda yang bergerak. Anda sedang menjapa nama Buddha berarti hati Anda terfokus pada Buddha! Bagaimana Anda bisa memikirkan yang lain, hati Andalah yang goyah. Sadhana Tantra Zhenfo Zong yang kita tekuni adalah Dharma sejati, Buddhadharma yang sejati, Sadhana Tantra Satya Buddha adalah Buddhadharma sejati, Anda jangan mempunyai pikiran mendua.

Di sini ada sebuah kisah sederhana lagi. Seorang manajer sangat serius menggeluti profesinya. Ia memiliki seorang sektretaris perempuan yang sangat cantik, si sekretaris juga sangat serius bekerja, si sekretaris sangat mengagumi sang manajer, si sektretaris suka dengan sang manajer, ia sering menuangkan teh untuk sang manajer dan melakukan banyak pelayanan di luar porsi pekerjaannya. Namun, manajer ini sangat jujur, pikirannya tidak menyimpang. Suatu hari, manajer ini tiba-tiba berkata pada sekretaris cantik ini, "Apakah Anda ada waktu luang malam senin ini?" "Wah!" Si sekretaris ini tiba-tiba merasa, "Manajer suka dengan saya..... wah! Luar biasa!" Dengan sangat seru, ia berkata, "Saya tentu ada waktu luang." Ia memang sangat mengaguminya, "Tentu ada waktu luang. Malam senin ini saya ada waktu luang." Manajer pun berkata, "Jika malam senin ini Anda ada waktu luang, tidurlah lebih awal, senin pagi jangan terlambat, kita akan menangani urusan penting. Senin pagi jangan terlambat semenit pun." Sekretaris ini "hatinya goyah", manajer itu sendiri "sedikit pun tidak goyah". "Namo Amitabha!" Hatinya tidak goyah, ia menggeluti profesi yang sangat halal. Hati si sekretaris ini sehari-harinya bergerak terus, tiba-tiba manajer bertanya padanya apakah malam senin ini ada waktu luang, hatinya berguncang lebih hebat lagi. "Wah! Manajer telah datang. Bagus sekali!" "Ada waktu luang! Ada waktu luang!" "Tidurlah baik-baik, besok jangan terlambat masuk kantor." (Mahaguru tertawa)

Seperti inilah Dharma sejati dari Sadhana Tantra Zhenfo Zong, (hadirin tepuk tangan) Inilah yang harus kita latih dalam bersadhana, yakni tidak terganggu. Hati bukan bergerak naik turun, ke kiri dan ke kanan, sebentar condong ke sini, sebentar condong ke situ. Bukan, sebentar memikirkan ini, sebentar memikirkan itu. Kita sepenuh hati ingin mencapai kebuddhaan, sepenuh hati ingin terlahir di alam suci Barat, tidak ada pikiran lain. Inilah yang diajarkan Patriak VI pada kita, "Bukan pataka yang bergerak, bukan angin yang bergerak, hati manusialah yang bergerak." Dharma yang disampaikannya langsung mengenai hati manusia, langsung menunjuk hati Anda, semuanya gara-gara pikiran. Bila Anda ingin bebas dari kerisauan, Anda jangan dikendalikan oleh "mata, telinga, hidung, lidah, jasmani, dan pikiran" jika semua ini tidak dapat mengganggu Anda, Anda dengan sendirinya mencapai kebuddhaan, Anda dengan sendirinya adalah Buddha, Anda juga bersih sepenuhnya.

Lama Lian Yu tadinya menetap di Taiwan Lei Tsang Temple, ceramahnya sangat bagus. Tadi Lama Lian Yu mengatakan, satu adalah "bahan bermutu tinggi", satu lagi adalah "bahan bermutu rendah". Lama Lian Yu bukan bahan bermutu tinggi, namun juga bukan bahan bermutu rendah, bukan barang berharga. Juga bukan barang murahan, ia adalah barang suci. (Hadirin tepuk tangan) Ceramahnya tentang "ketabahan dan kesabaran" sangat bagus. Anda mempertahankan Bodhicitta awal, Anda harus mencapai kebuddhaan dalam melatih diri, itulah konsistensi, Anda jangan goyah walau menghadapi gangguan apapun, itulah "ketabahan dan kesabaran", yakni "Ksanti-paramita". Gangguan apapun Anda tidak goyah, itulah "Ksanti-paramita". Karena Anda dapat mencapai pantai seberang lewat bersabar, itulah "Ksanti-paramita".

Acarya Lian Man berceramah tentang "asal usul". Hari ini dua orang yang menjadi bhiksu (maksudnya Acarya Lian Zu dan Acarya Lian Fei), silahkan berdiri agar semua orang melihat kalian! Hadap sana, cepat sorot mereka. Keduanya memiliki wajah yang sempurna, Anda lihat mereka setelah kepala digundul, kalian juga boleh duduk di sana (Mahaguru menunjuk altar mandala). Anda mengatakan kedua alis adalah alis, mata adalah mata, hidung adalah hidung, mulut adalah mulut, telinga adalah telinga, memang begitulah! Namun, Anda lihat wajah mereka berdua juga sangat agung! Lebih agung daripada orang biasa. Keduanya terlihat sangat agung kalau gundul. Asal usul mereka lumayan.

Acarya Lian Man memotivasi Anda berdua, Anda berdua harus melatih diri lebih baik daripada orang lain, bukan demi nama, juga bukan demi keuntungan. Kalian melatih diri lebih baik daripada orang lain, berkah dan pahala kalian ada di langit. Anda jangan mendapatkan yang di bumi, Anda harus mendapatkan yang di langit. Kalian harus mencapai kebuddhaan, bukan demi nama, keuntungan, inilah "siddhi", yakni keberhasilan yang akan kalian capai di masa yang akan datang. Ini barusan disampaikan oleh Acarya Lian Man, ia sedang mendidik kalian berdua, jangan demi nama, jangan demi keuntungan, kalian harus melatih diri lebih baik daripada orang lain, dapatkan yang di langit, jangan dapatkan yang di bumi, ini barulah Padmakumara sejati. (hadirin tepuk tangan)

Sesungguhnya kita juga memiliki Padmakumara yang telah kabur. Sebenarnya ia juga Padmakumara, tapi, mengapa ia bisa kabur? Ia demi nama, demi keuntungan. Jadi, jangan sekali-kali "berubah bentuk", juga "jangan berubah warna". Warna jangan berubah, bentuk Anda sendiri juga jangan berubah. Yang namanya vajra sejati itu tidak rusak. Yang selamanya tidak berubah bentuk, selamanya tidak berubah warna, inilah vajra. Jadi, di masa yang akan datang, seperti itulah kalian semua vajracarya, sama halnya, tidak berubah bentuk dan warna, tidak rusak selamanya.

Kembali ke pencerahan Sang Buddha di bawah Pohon Bodhi. Di sini ada 2 siswa yang pernyataannya sangat mendekati, kedua umat perumahtangga, sekarang mereka ada di dalam Ling Shen Ching Tze. Yang satu berasal dan berdomisili di Vancouver, dulunya di Dalian. Mana orangnya? Silahkan berdiri, silahkan lihat kamera. (Hadirin tepuk tangan) Jika bicara tentang titik merah, panah yang ia luncurkan menembak ke tepian titik merah. Kelak saya akan mendengar alasannya, mengapa ia berkata demikian? Panah yang ia luncurkan, sangat mendekati.

Ada satu lagi, apakah ia tahu saya mau menceritakan dirinya, ia pun kabur? Ini adalah lulusan universitas Berkley, bermarga Yu dari nama Yu Guohua, di mana? Ia tidak kabur, ia bersembunyi di samping pintu. Kamera sorot dia sebentar, (hadirin tepuk tangan) panah yang ia tembakkan, mengenai pinggir titik merah, sangat mendekati. Namun, saya akan mencari waktu bertanya padanya, mengapa Anda bisa mengutarakan pernyataan ini?

Jika Anda mengira Anda telah mencapai alam tersebut, kami dengan senang hati menyambut kalian bergabung. (Hadirin tepuk tangan) Sepertinya Saudari Se-Dharma dari Dalian, Anda seharusnya sudah berkeluarga? Berapa anak Anda? (jawab: seorang anak.) Punya seorang anak. Lulusan Universitas Berkley, seharusnya belum berkeluarga? Belum. Malah ia sangat muda. Saya tidak boleh menanyakan umur Anda di sini, maaf, biasanya umur gadis dirahasiakan.

Mereka menulis beberapa kalimat dan memberikannya pada saya, mereka berhasil memikirkannya, mereka hampir telah mengenai perbatasan. Perbatasan dari Vancouver ke Seattle, perbatasan dari Seattle ke Vancouver, semua sudah sampai perbatasan. Ditilik sejenak, ia pun memasuki perbatasan negara tersebut, saya merasa mereka sangat luar biasa.

Namun, juga ada yang mengatakan demikian, Mahaguru mendesak terus setiap hari, misalnya "tiada ego"! "Tiada pikiran"! "Tiada apa"! Setiap hari mendesak kita, mendesak sampai akhirnya kita semua berhasil menebak! Tebakan kita pasti akan mengenai! Tidak boleh pakai cara menebak. Bukankah Wu Zizai di "True Buddha News" telah menulis bahwa "pencerahan bukan lewat menebak!" Anda harus melatih sendiri, sama seperti Patriak VI, di dalam kawanan pemburu, Ia telah melatih diri selama 15 tahun, tetap tabah dan sabar.

Jadi, hidup ini mengandalkan latihan. Terus terang, saya mencapai pencerahan, saya juga tidak menggunakan cara menebak. Saya sudah mengalaminya, saya sudah diasah, saya merubuhkan satu per satu asumsi yang dulu saya anggap benar! Karena saya menyadari bahwa alam demikian masih belum cukup, sampai alam yang paling akhir, saya baru tahu alam ini tidak dapat dirubuhkan. Selain dari ini, selamanya tidak dapat dirubuhkan.

Persis seperti yang dijelaskan dalam Sutra Hati, "Tiada mata, telinga, hidung, lidah, jasmani, pikiran; tiada rupa, suara, wewangian, rasa, sentuhan, kesan pikiran; dunia tanpa mata hingga dunia tanpa kesadaran, tiada avidya dan juga tiada akhir dari avidya, tiada tua dan mati, juga tiada akhir dari tua dan mati." Mengapa bisa demikian? Mengapa tidak ada "mata, telinga, hidung, lidah, jasmani, dan pikiran"? Mengapa tidak ada "rupa, suara, wewangian, rasa, sentuhan, dan kesan pikiran"? Mengapa tidak ada "sudut pandang"? Mengapa tidak ada "alam kesadaran"? Juga tidak ada "avidya"? Juga tidak ada "tua", tidak ada "mati"? Mengapa bisa demikian? Akhirnya hanya ini! Bila Anda mempraktekkannya, Anda bebas dari tua dan mati, juga bebas dari kerisauan.

Kelak saya mau mendengar alasan dari beberapa orang. Ada lagi, Prof. Deng Yingjia dari Taiwan, ia juga orang hebat; ada satu orang lagi, saya tahu kehidupan lampaunya bermarga "Hua", "Hua" dari nama Hua Mulan. Marga ini sangat jarang, jarang ada yang bermarga Hua. Apakah di antara kita ada yang bermarga "Hua"? Tidak ada. Orang yang bermarga "Hua" dalam kehidupan lampau ini, dalam kehidupan sekarang ia tidak bermarga "Hua", namun, ada satu namanya yang ada kaitannya, kehidupan lampaunya bernama "Hua Shangyong". Saya menunggu orang ini, ia adalah Padmakumara Emas, saya menunggu ia menjadi bhiksu. Sebenarnya, saya tahu banyak hal.

Kalimat apa yang paling enak didengar di akhir ceramah? "Om Mani Padme Hum". (Hadirin tepuk tangan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music