Sadhana Api Tummo Vajravarahi
(Intisari Ceramah Dharma Raja Buddha Lian Sheng Tanggal 6 Januari 2009 di Cetiya Faming)
Sembah sujud pada Y.M. Liao Ming, Guru Sakya Zhengkong, Gyalwa Karmapa XVI, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud pada Triratna Mandala! Ketua Cetya Faming , Para Acarya, Lama, Pandita Dharmaduta, Pandita Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, selamat siang semuanya! (Hadirin tepuk tangan) Mengenai "Samadhi Api Tummo Vajravahari", tadi saat melakukan abhiseka "Bhadra Kumbha Prana" dan "Api Tummo" di Cetiya Dapeng, saya pernah menjelaskan pada Anda semua, pada posisi 4 jari di bawah pusar, ada sebuah segitiga. Segitiga itu melambangkan api; bulat dalam lima unsur melambangkan logam, kayu berbentuk persegi panjang; bujursangkar adalah tanah; air berbentuk tak beraturan, air bentuknya macam-macam. Api adalah segitiga. Jadi, kita visualisasi sebuah segitiga pada posisi 4 jari di bawah pusar, lantas, di tengah ada sebelah aksara "AH", tulisannya begini "ㄎ", agak mirip api yang menyala, yakni sebelah dari aksara "AH". Di tengah segitiga, sekali menyalakan api, asalkan Anda merasakan api ini, ini menggunakan visualisasi, dalam aspek visualisasi dikatakan, api yang merah, panas, dan terang ini langsung berubah menjadi "Vajravahari", dari setitik api ini langsung berubah menjadi "Vajravahari", perlahan-lahan membesar, menjadi sebesar tubuh Anda, Anda sendiri pun berubah menjadi "Vajravahari"; saat ini, Anda menjapa mantra "Vajravahari", mengukuhkan diri sendiri, memasuki samadhi, yakni "Samadhi Api Tummo Vajravahari". Alasannya bukan pada kita mengundang "Vajravahari", yakni "Dorje Pagmo". Wujud "Vajravahari" adalah memegang "khatvanga", ada tiga buah tengkorak, melambangkan "loba", "dosa", dan "moha", dirangkaikan dengan tulang seorang manusia. Anda harus bervisualisasi wujud "Vajravahari", satu kaki berdiri, satu kaki diangkat, warna merah, sama seperti api. Setelah Anda bervisualisasi api tummo ini menjadi "Vajravahari" yang sangat halus, buatlah tubuh "Vajravahari" membesar lewat pernapasan penuh Anda, setelah bernapas penuh 10 kali, tiba di cakra reproduksi; setelah bernapas di cakra reproduksi 10 kali, tiba di cakra pusar; setelah bernapas 10 kali di cakra pusar, tiba di cakra hati; setelah bernapas 10 kali, tiba di cakra tenggorokan; setelah bernapas 10 kali, tiba di cakra kening, kemudian "menyentuh", dari semacam "sentuhan", api ini "menyentuh" bodhi putih di cakra kening, yakni cairan candra bodhicitta, biarkan ia menetes, kemudian mundur kembali, mundur ke cakra hati. Cairan candra bodhicitta dan api tummo, menyatu di cakra hati, buka cakra hati, inilah "Samadhi Api Tummo Vajravahari" yang terpenting. Lebih dulu menggunakan metode visualisasi wujud, ubah diri sendiri menjadi "Vajravahari", inilah "Samadhi Api Tummo Vajravahari". Pada dasarnya seperti itu, yakni visualisasi api menjadi "Dorje Pagmo". Bagaimana dengan air? Yakni cairan candra bodhicitta, juga separuh aksara "AH", ini adalah aksara "HAN", aksara "HAN" turun, saling menyatu mengikuti separuh aksara "AH", di atas cakra hati adalah sebuah "AH". Dapat membuka kelima cakra, misalnya buka dulu cakra pusar, buka cakra reproduksi, buka cakra hati, buka cakra kening, buka cakra tenggorokan. Di kelima tempat ini ada Panca Buddha, Panca Buddha juga boleh dikatakan Panca Vajra, Panca Buddha pun berubah menjadi Panca Vajra. Ini adalah sadhana jenis lain. Pertama-tama, Anda harus memohon "Vajravahari" datang membantu Anda, ada sebuah gatha, tertulis di buku, memohon "Vajravahari" membantu api tummo Anda agar dapat segera menyala, yakni menjadikan "Vajravahari" sebagai umpan, supaya api tummo Anda segera menyala, cara ini adalah "Samadhi Api Tummo Vajravahari". (Hadirin tepuk tangan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar