Senin, 27 September 2010

The Jewel Oranament of Liberation II


Great Master Gampopa


The Jewel Oranament of Liberation II

(Teaching by: HE. Zurmang Gharwang Rinpoche XII)



Dasar Bekerjanya (Dasar Upayanya)


Pada pembahasan sebelumnya kita sudha mempelajari bahwa bila kita melakukan Usaha dengan usaha yang benar, usaha yang kita lakukan tidak mungkin sia – sia karena pada suatu ketika kita akan dapat mencapai tujuan kita, yaitu pencerahan karena tujuan kita sebenarnya bukanlah tujuan yang tidak mungkin diccapai, di sini yang terpenting adalah kita berdaya upaya pada usaha yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Pertanyaan selajutnya ornag dengan kualitas yang bagaimana yang dapat mencapai tujuan yang kita maksud tersebut? Di sini kita akan mempelajari lebi lanjut lagi tentang topik ini, di mana topik ini akan dibagi lagi menjadi 5 sub topik, yaitu:
• Kondisi yang unik / kesempatan yang unik
• Tempat yang tepat
• 3 Jenis Devosi

Kesempatan yang unik adalah bahwa seseorang harus memiliki tubuh yang berharga. Tubuh yang berharga bukan karen meiliki kekuatan atau kekuasaan yang besar, juga bukan karena memiliki uang atau pendukung yang banyak, dsb. Yang membuat Tubuh seseorang dikatakan Tubuh Yang Berharga adalah Tubuh orang tersebut Terbebas Dari 8 Kondisi yang Tidak Bebas, ditambah lagi dengan 5 Anugerah Pribadi (Berasal dari diri sendiri) dan 5 Anugerah dari Lingkungan, inilah yang membuat tubuh seseorang itu menjadi sangat berharga. Mungkin kita bertanya – tanya mengapa tubuh manusia itu berharga? Seperti kita ketahui jumlah penduduk di dunia cukup banyak, saat ini bisa dikatakan sekitar 6 milliar orang dan terkadang kita juga melihat di belahan dunia tertentu nyawa manusia tidaklah berharga. Sebenarnya tubuh manusia dapat dikatakan berharga karena bila dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya seperti semut, jumlah populasi manusia di seluruh dunia yang hanya sekitar 6 miliar jauh lebih sedikit dari pada populasi semut yg mencapai 100 miliar, adapun sebenarnya tubuh manusia ini dikatakan berharga adalah karena dengan tubuh manusia ini kita dapat mencapai tujuan kita (Ke Buddha an). Yang akan menjadi pokok bahasan kita lebih lanjut lagi adalah perlu kita sadari bahwa tidak semua manusia di dunia memiliki tubuh manusia yang berharga (Tubuh manusia sebenarnya sudah merupakan sesuatu yang berharga, terlebih lagi tubuh manusia yang berharga). Seseornag dikatakan memiliki tubuh manusia yang berharga apa bila terbebas dari 8 kondisi yang tidak bebas. Ada pun Terbebas dari 8 Kondisi yang tidak bebas ini adalah:
• Tidak dilahirkan di Alam Neraka (Bila dilahirkan di Alam Neraka, seseorang akan sangat tersiksa, sangat menderita, sehingga tidak bisa lagi memikirkan untuk menjalankan Latihan / Practice)
• Tidak dilahirkan di Alam Preta atau Setan Kelaparan (Sama halnya dengan Alam Neraka, makhluk Preta memiliki Penderitaan yang luar biasa dari rasa lapar)
• Tidak dilahirkan di Alam Hewan (Makhluk yang terlahir sebagai hewan selali mmeiliki tuannya, tidak dapat bebas seperti manusia)
(Makhluk yang terlahir di 3 Alam Samsara ini, tidak memiliki rasa malu terhadap diri sendiri dan orang lain, mereka juga sudah sedemikian dipenuhi penderitaan, sehingga tidak lagi mmeiliki waktu untuk menjalankan Latihan / Practice)
• Tidak Dilahirkan di Alam Dewa Panjang Umur (Makhluk yang dilahirkan di Alam Dewa ini termabukkan dengan berbagai kenikmatan – kenikmatan yang sangat menyenangkan, sehingga mereka tidak lagi memperhatikan masalah Latihan / Buddha Dharma. Terkadang bila kita selalu berada dalam kondisi yang bahagia, itu pun tidak baik. Semua makhluk tidak menyukai penderitaan, namun pada perspektif Dharma, penderitaan terkadang merupakan sesuatu yang dibutuhkan atau dapat dikatakan merupakan Pemberkatan dari Guru kita dalam bentuk yang tidak menyenangkan untuk mengingatkan kita pada Buddha Dharma / latihan. Penderitan itu sendiri mempunyai suatu kualitas yaitu membantu kita untuk terbebas dari Alam Samsara ini, dengan adanya Penderitaan kita dapat menyadari bahwa alam Samsara ini bukanlah tempat untuk kita tinggali, selain itu penderitaan juga dapat mengurangi kesombongan kita, dapat membuat kita lebih memiliki Maitri Karuna / Cinta Kasih dan Welas Asih kepada orang lain, juga dapat membuat kita menjadi mawas diri untuk tidak melakukan berbagai hal yang mengakibatkan Karma Buruk, oleh karena itu penderitaan kadang sangat membantu kita dalam mempraktekkan Buddha Dharma)
• Tidak dilahirkan dilingkungan orang yang tidak beradab (Orang yang terlahir di lingkungan orang yang tidak beradab tidak mempunyai kesempatan untuk mempraktekkan Dharma karena di sini orang – orang tersebut memiliki Kebijaksanaan dan Pengertian yang sangat minim, sehingga mereka tidak mau menerima Pandangan Dharma dan perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan yang membahayakan orang lain atau perbuatan yang dapat menghasilkan karma buruk)
• Terbebas dari Pandangan Salah (Pandangan yang tidak mempercayai adanya Hukum Karma, tidak mempercayai Buddha Dharma)
• Tidak dilahirkan pada masa Kalpa tidak ada Buddha (Kita kenal bahwa Kalpa kita ini adalah Kalpa yang sangat berharga sekali karena pada Kalpa ini akan ada 1000 Buddha dan Buddha Sakyamuni adalah Buddha yang ke – empat, masih ada 996 Buddha lagi. Selain itu Kalpa ini merupakan Kalpa yang sangat berharga, terutama bagi para Praktisi Vajrayana karena diyakini Ajaran Vajrayana hanya ada di Kalpa ini)
• Tidak dilahirkan dengan tubuh yang cacat (Walaupun setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing, namun setidaknya memiliki panca indra yang lengkap dan sempurna, juga tidak mengalami cacat mental)
Oleh karena itu kita tidak boleh menyakiti tubuh kita atau melakukan hal yang berbahaya bagi tubuh kita karena dengan tubuh inilah kita dapat mencapai Ke Buddha an. Selain itu, yang dimaksud dengan 5 anugerah Pribadi adalah:
• Kita dilahirkan sebagai manusia
• Kita dilahirkan pada saat Buddha Dharma masih ada
• Kita dilahirkan dengan indra yang sempurna
• Kita memiliki kebebasan untuk mempraktekkan Dharma
• Kita tidak melakukan 5 Garuka Karma
Yang dikenal sebagai 5 anugerah dari Lingkungan kita adalah:
• Kita dilahirkan pada masa Buddha muncul
• Buddha juga memutar Roda Dharma (Di Sini Buddha memutar Roda Dharma 3 kali dalam 3 kesempatan)
• Kita dilahirkan pada masa Buddha Dharma masih ada
• Masih terdapat pengikut Buddha Dharma
• Masih ada orang – orang yang memiliki Maitri Karuna (Cinta Kasih dan Welas Asih)
Bila semua persyaratan yang telah kita sebutkan di atas dipadukan di dalam satu individu, yaitu Terbebas dari 8 Kondisi Yang Tidak Bebas, Memiliki 5 Anugerah Pribadi dan 5 Anugerah dari luar, maka hal ini akan menjadikan seseorang itu memiliki tubuh manusia yang sangat berharga sekali.

Ada 2 hal yang membuat Tubuh Manusia menjadi lebih berharga lagi, yaitu Tubuh Manusia itu sangat sulit untuk diperoleh dan Tubuh Manusia itu sangat bermanfaat.

Kita mulai dari yang pertama yaitu Sulitnya memperoleh Tubuh Manusia Yang Berharga. Di sini Santideva memberikan satu gambaran bila kita mengibaratkan dunia ini / planet ini seluruhnya adalah Samudera yang luas sekali dan di dalam Samudera ini yang ada hanya seekor kura – kura yang buta, di mana pada permukaan Samudera yang luas ini hanya terdapat sebuah papan yang memiliki lubang pada bagian tengahnya dan terus terombang – ambing, kura – kura itu juga hanya muncul ke permukaan Samudera setiap seratus tahun sekali, apakah ada kemungkinan bahwa pada saat itu kura – kura buta ini akan memasukkan lehernya tepat di tengah – tengah lubang papan tersebut, kemungkinan ini adalah kemungkinan yang sangat kecil sekali, dan kelahiran sebagai manusia tersebut, bahkan jauh lebih sulit lagi dibandingkan kemungkinan ini. Para makhluk yang terlahir di 3 Alam rendah (Neraka, Setan Kelaparan, dan Hewan)menganggap bahwa kelahiran sebagai manusia adalah kelahiran yang sangat berharga sekali. Mengapa sangat sulit untuk dilahirkan sebagai manusia? Harus kita sadari bahwa tubuh manusia yang kita peroleh saat ini bukan karena kebetulan kita memiliki keberuntungan, juga bukan karena kita dapat membuat Buddha senang, lalu Buddha memberikan kita tubuh manusia ini, melainkan karena kita sudah berusaha dengan sangat keras pada kehidupan – kehidupan kita yang lampau, sehingga kita memperoleh tubuh manusia yang berharga ini, maka kita harus bekerja keras pada kehidupan ini karena bila tidak, tidak akan ada suatu jaminan bahwa di kehidupan mendatang kita akan memiliki lagi tubuh manusia ini, dna ini bukan hanya berlaku bagi seorang umat biasa, namun seorang Bhiksu atau Rinpoche sekalipun, tidak ada jaminan bahwa di kehidupan mendatang pasti terlahir kembali sebagai manusia. Di sini Guru Dipamkara Sri Jnana (Atisa Dipamkara) dalam Ajaran nya 7 pain latihan pikiran, beliau mengatakan bahwa bagaimana kita dapat menilai seseorang itu adalah praktisi yang baik? Dalam hal ini perlu kita sadari seorang praktisi dapat dibagi atas beberapa tingkatan, yaitu tingkatan tinggi, tingkatan sedang, dan tingkatan rendah. Seseornag yang bekerja dan berusaha memperhatikan kehidupan yang akan datang, itulah yang akan menjadi seorang praktisi, kita harus mempersiapkan apa – apa yang akan terjadi di masa mendatang, seperti pada kehidupan sebelumnya kita sudah memeprsiapkan apa – apa yang kita taerima pada kehidupan ini, maka pada kehidupan ini, kita harus mempersiapkan apa – apa untuk kehidupan mendatang karena kehidupan yang akan datang itulah yang masih penuh dengan ketidak pastian, maka kita harus sungguh – sungguh melkaukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan kita yang akan datang. Di dalma Bahasa Sansekerta manusia juga dikenal dengan istilah Purusha, yang mana Purusha itu memiliki arti kekuatan atau tenaga. Kualitas dari manusia berdasarkan Kekuatan atau tenaga nya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu yang luar biasa, yang sedang, dan yang rendah.
• Orang dengan kekuatan yang rendah, mereka hanya mengharapkan kebahagiaan pada saat ini, mereka tidak akan peduli dengan Pencapaian Ke Buddha an, Pencerahan, Pembebasan, dsb, yang mereka perhatikan adalah saya harus mendapatkan kebahagiaan saat ini, saya memiliki mobil yang bagus saat ini, saya memiliki rumah yang mewah saat ini, dsb itulah yang penting bagi mereka, dan yang mereka lakukan saat berdoa adalah mereka akan berdoa kepada Buddha untuk memberikan mereka kebahagiaan pada saat ini, memberikan mereka rumah saat ini, memberikan mereka mobil saat ini.
• Orang dengan kekuatan yang sedang akan melihat samsara ini bukan suatu tempat untuk ditinggali, mereka akan melihat samsara ini penuh dengan ketidak pastian, penuh dengan penderitaan, dan kesakitan. Mereka melihat Samsara ini bukanlah suatu tempat yang nyaman, sehingga mereka mencari Pembebasan Sementara. (Semua orang di dunia ini bisa dipastikan pernah mengalami penderitaan dan masalah dalam hidupnya, hal ini benar – benar menunjukkan bahwa Samsara ini bukanlah tempat untuk kita tinggali)
• Orang dengan kekuatan yang luar biasa akan semata – mata memperhatikan orang lain saja. Mereka ingin mencapai Ke Buddha an juga adalah demi makhluk lain, mereka tidak mencari kebahagiaan bagi diri sendiri, tetapi mereka berjuang demi makhluk hidup lainnya.

Dalam hal ini berdasarkan perspektif Buddhis kita juga harus bersifat Oportunitis (mengambil kesempatan), kita harus memandang tubuh kita itu adalah sebagai sebuah perahu atau memandang tubuh kita adalah suatu kereta, oleh karena itu kita haruslah mempergunakannya dengan baik, mempergunakan apa yang kita miliki saat ini untuk tujuan yang lebih bermakna, yaitu mencapai Pencerahan, walaupun itu hanya Pembebasan Sementara, oleh karena itu kita harus mepergunakan tubuh manusia yang berharga ini dengan baik dan benar, juga mempergunakannya dengan Bijaksana. Banyak Guru sering mengatakan bahwa tubuh manusia ini ibarat hotel atau tempat tinggal sementara saja karena hari ini kita memilikinya, belum tentu besok kita masih memikinya, oleh karena itu akan sangat baik bila kita mempergunakan dengan baik tubuh manusia ini. Mungkin semua dari kita mempergunakan komputer dan internet setiap harinya, kita juga menggunakan antivirus di dalam komputer tersebut. Hal ini juga terjadi pada diri kita, namun yang terjadi pada diri kita adalah antivirus kita tidak baik karena kita kurang memiliki kesadaran dan mawas diri. Kesadaran dan mawas diri yang kita miliki, bila itu baik maka kita akan terbebas dari segala bahaya, bila kita memiliki kesadaran dan mawas diri yang baik, maka kita tidak akan melakukan kejahatan apa pun yang dikenal dengan dosa dan seandainya kita sudah melakukannya, maka kita tidak akan mengulanginya lagi. Yang perlu kita perhatikan adalah segala perbuatan jahat / dosa selalu muncul dengan sangat halus / sangat lembut, seperti apa yang dikatakan oleh Santideva, bilamana kondisi yang tidak menyenangkan / dosa itu, seperti kemarahan, kebodohan, atau keserakahan itu datang dengan kekuatan penuh, maka secara otomatis kita juga akan melakukan perlawanan yang penuh, namun kenyataannya tidak demikian, semua itu akan datang dengan cara yang sangat halus / sangat lembut, sehingga kita tidak menyadarinya, seeprti saat ini, kita sedang mendengarkan Ajaran, rasa kantuk akan menyerang kita, pada saat itu kita tidak menyadarinya, kemudian tertidur, dan kita akan menikmatinya. Oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah membangun sistem antivirus (Kesadaran dan Mawas Diri) yang sangat baik di dalam diri kita .

Kita masuk ke pembahasan selanjutnya, yaitu mengenai Devosi. Mengapa Devosi itu mempunyai makna yang sangat penting sekali? Di sini banyak sekali Sutra yang menjelaskan hal ini, tetapi di Dharmakastha Sutra dikatakan bahwa devosi merupakan Sumber dari semua kualitas yang baik. Oleh karena itu bila kita kekurangan Devosi, maka kita tidak memiliki apa – apa lagi, teerutama di dalam Ajaran Tantrayana (Vajrayana). Di dalam Ajaran Buddha umumnya Buddha meminta kita untuk mendengarkan, kemudian menganalisanya, kemudian merenungkannya, kemudian kita melihat kebenarannya, baru kemudian mengikutinya, tetapi di dalam Vajrayana berbeda, di dalam Vajrayana juga sangat menekankan Devosi, jadi Pemberkatan dari Seorang Guru dan Devosi yang ada di dalam diri seorang Murid, kedua hal ini membuat segalanya bekerja dengan baik. Seperti ketika Tilopa bertemu dengan Naropa, di mana pada suatu ketika Tilopa mengambil sandalnya untuk menampar wajah Naropa, kemudian Naropa menjadi pingsan, kemudian setelah tersadar dari pingsannya, Naropa menyadari segala – galanya, di sini tidak ada satu ajaran pun yang diturunkan, tetapi hal ini hanya karena rasa Bakti dari seorang muridnya. Oleh sebab itu, kita perlu menyadari bahwa di dalam Tantra banyak sekali metode / teknik – teknik. Pada saat kita membicarakn tentang Devosi, Devosi itu juga dibagai atas tiga, yang pertama adalah karena suka, yang kedua adalah murni, yang ketiga adalah penuh dengan keyakinan.
• Yang kita kenal dengan devosi karena suka itu misalnya bila kita membaca riwayat hidup dari Para Buddha dan Para Bodhisatva atau Milarepa, di dalam diri kita akan timbul keinginan untuk melakukan hal demikian, ingin seperti Milarepa ataupun ingin seperti Buddha Bodhisatva ini, kemudian membuat komitmen untuk mengikuti apa yang mereka lakukan, sehingga kita mendapatkan hasilnya. Naum devosi yang demikian ini, bersifat sangat sementara sekali, karena sangat rentan akan terjadi perubahan.
• Devosi murni adalah Devosi yang muncul sewaktu kita bertemu dengan Seorang Guru yang telah mencapai suatu tingkatan yang sangat tinggi, ataupun saat kita berkunjung ke tempat suci, padea saat itu mungkin di dalam diri kita akan muncul suatu perasaan yang sangat kuat sekali terhadap Buddha Dharma dan pada saat itu kita akan mnyadari bahwa Buddha itu seperti Guru, Dharma itu adalah Jalannya, dan Sangha itu sebagai teman untuk selalu membimbing kita
• Devosi yang penuh dengan keyakinan, dari sekian banyak devosi, devosi ini merupakan yang paling penting, karena Devosi yang demikian tidak akan pernah berubah, apa pun yang terjadi bila kita memiliki devosi yang penuh dengan keyakinan ini, maka tidak akan ada siapa pun di dunia ini yang mampu mengubah keyakinan kita. Devosi yang penuh keyakinan ini dapat diperoleh dengan mendengarkan, merenungkan Nya, dan bermeditasi pada Nya, jadi dengan mendengarkan kita memperoleh Kebijaksanaan, dengan merenungkan Nya kita memperoleh Kebijaksanaan, dengan bermeditasi pada Nya kita memperoleh Kebijaksanaan, dengan demikian kita dapat memperoleh devosi yang penuh dengan keyakinan ini.
Seperti yang diajarkan Buddha, melalui analisa yang logis kita menyadari bahwa yang diajarkan oleh Buddha adalah kebenaran, oleh karena itu kita meyakininya, pada saat kita meyakini sesuatu dengan cara demikian, kita memiliki devosi yang penuh dengan keyakinan dan tidak ada yang dapat merubah keyakinan kita, seperti bila mana kita meyakini tentang hukum karma, maka kita akan meyakini bila mana kita melakukan Karma Buruk, kita akan terlahirkan di Alam rendah dari pada alam nafsu (Alam tumimbal lahir) ini, namun bila kita melakukan kebaikan, maka kita akan mempeoleh kenikmatan – kenikmatan hidup di alam nafsu ini, bila kita melakukan hal yang lain mungkin kita akan dilahirkan di alam yang berbentuk, maupun tak berbentuk.

Selanjutny adalah bagaimana, terkadang kita bisa kebingungan dalam membedakan rasa suka dan Devosi, seperti kita merasa bingung kita suka kepada ornag ini atau berdevosi kepada orang ini. Perbedaannya adalah kita menyukai seseorang, bila suatu hal terjadi, maka rasa suka itu akan berubah, seperti kia mengikuti orang tertentu karena rasa suka, bila terjadi suatu hal, maka akan dapat mengubahnya. Jadi bila kita mengikuti seseorang karena rasa suka, hal ini akan sangat rentan sekali karena sangat mungkin kita akan menemui orang lain yang lebih kita sukai lagi, demikian seterusnya, dan akhirnya kita hanya akan terus mencari Guru yang kita sukai untuk kita ikuti. Apa yang menjadi ciri - ciri dari seseorang yang memiliki devosi yang penuh keyakinan, apa bila seseorang bertemu dengan orang yang sangat bermakna baginya, seperti Guru nya, maka orang tersebut akan memiliki suatu perasaan yang kiat sendiri, bahkan mungkin sampai mennagis, yang kedua adalah bilamana bertemu dengan Guru kita, kita akan secara otomatis merinding, dan kemudian akan terjadi suatu devosi yang terus berkembang dan tak terbatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music