Jumat, 12 Maret 2010

Sri Mahakali - Palden Lhamo

Sri Mahakali - Palden Lhamo

吉祥天母 梵名為瑪哈嘎哩,瑪哈为广大的意思,而嘎哩是嘎啦的女形词,意思是黑与时间。(掌管广大宇宙时间的大黑天女),广大黑的意思是说遍满整个宇宙,因宇宙的背景就是黑色。藏名巴殿拉摩,是佛教的護法神,女性護法中最殊勝之護法尊,而其於究竟本質上與般若佛母無二無別,而為利益一切有情,故由法界示現 忿怒外相。

Bunda Mahasri, disebut juga Mahakali , Maha berarti besar dan agung, Kali adalah bentuk feminim dari kata “Kala” yang berarti hitam atau bisa juga waktu. Jadi kata Mahakali adalah Bunda Penguasa Waktu, warna hitam Nya berarti merupakan latar semesta , antariksa yang berwarna hitam kelam. Sedangkan wujud Nya yang menakutkan merupakan personifikasi dari waktu yang seiring dengan ketidak kekalan. Dalam bahasa Tibet dinamakan Palden Lhamo. Merupakan Dewi Pelindung Dharma Buddha. Dharmapala wanita yang paling unggul. Sedangkan hakekat Nya tidaklah berbeda dengan Baghavati Prajnaparamita, yang demi memberikan manfaat kepada para insan maka tampil dalam rupa krodha.

於一般世俗諦而言,瑪哈嘎哩乃為一切大黑天護法之佛母,有時她亦被稱為「欲界之主」,在喜金剛密續中記載:「巴殿拉摩為喜金剛壇城中最重要護法 尊之一」。故她對於行善業、護持、傳揚佛法,並深信因果之眾生,她日夜不斷地賜予加持與保護,使他們免於疾病等痛苦;而對於作惡業之人,她即為一名制裁者,依照他們之業報來懲罰他們,而必須面對無盡之痛苦(包括突然之死亡)。

Mahakali merupakan consort dari semua Mahakala. Ada kalanya Beliau disebut sebagai Pimpinan dari Kamaloka. Dalam Hevajratantra tercantum :

“Palden Lhamo merupakan salah satu Dharmapala utama dalam mandala Hevajra”

Terhadap insan yang berkebajikan, mendukung Buddha Dharma, serta meyakini hukum karma, siang dan malam Beliau tanpa henti memberkati dan melindungi.

Sedangkan terhadap insan yang berbuat karma buruk, Beliau merupakan penghukum, yaitu memberikan hukuman berdasarkan karma masing-masing. (Personifikasi kekuatan waktu yang mematangkan karma), termasuk kematian yang mendadak.

吉祥天母不僅為護法尊,同時亦為滿願尊,能圓滿眾生俗勝二善願。其亦為「摧魔者」,能摧毀一切邪魔鬼魅。

Bunda Mahashri tidak hanya sebagai Dharmapala, Beliau juga sebagai pengabul kehendak. Mampu menyempurnakan harapan insan akan keduniawian dan rohani. Beliau juga dikenal sebagai penakluk mara.

  吉祥天母膚色藍,一面二臂或四臂,以遊戲坐姿側身跨坐黃騾之背,凌空飛行於峰巒血海上,其四周是風火交加。口咬屍身,裸前胸,乳大下垂。右手上揚持金剛杵權棒或劍,左手托盈血之顱器嘎巴拉。四臂者另持三叉戟及普巴橛。

 頭戴五骨冠,赤髮上沖,彎月與孔雀翎為飾,頸上人頭項鍊,五龍為飾,上穿天衣,下著虎皮裙,腰繫紅短棒。

 其座騎,以綠蛇為曫,上繫黑白雙色骰子,與毒布囊,人皮為鞍,倒垂首級猶有生氣。與主人同樣具有三眼,唯生於臀部。

Sri Dewi bertubuh biru, satu kepala dan dua lengan atau empat lengan, duduk diatas punggung keledai kuning dengan posisi lalita, terbang di atas samudera darah, di sekitarnya terdapat api dan angin. Dalam mulut Nya terdapat vetala, tidak mengenakan baju. Tangan kanan Nya membawa Vajragada atau Vajrakhadga, tangan kiri membawa kapala yang penuh dengan amrta. Sedangkan yang berlengan empat juga membawa trisula, dan vajra pasak.

Kepala mengenakan mahkota lima tempurung, rambut berwarna merah dan naik ke atas dihiasi dengan bulan sabit serta bulu merak, di leher Nya tergantung untaian kalung kepala, mengenakan perhiasan lima ular, memakai selendang kedewataan,  di bawahnya mengenakan kulit macan.

 Keledai tunggangannya, menggunakan ular hijau sebagai tali kekang, membawa sebuah dadu mustika dalam kantung wabah. pelananya dari kulit penjahat, kepalanya meoleh kesamping dengan ekspresi angkara, bermata tiga, hanya saja mata ketiganya ada di bagian pinggul.

   藏中傳聞,每年元旦她騎陽光周遊世界,並把此日陽光裝在肚裏,故肚臍有日飾。骰子乃財神所贈,為占卦用具(註:根本上师书上有写阎罗王说吉祥天母為人占卜吉凶,甚為靈驗。)。

Dalam tradisi Tibet, tiap tahun baru adalah hari peringatan saat Sri Dewi menunggangi cahaya matahari untuk melanglang buana, kemudian Beliau memnyimpan matahari itu di bagian perut, maka Beliau tampak dengan mengenakan hiasan matahari di bagian perut. Kantung mustika itu pemberian dari Jambhala sebagai alat meramal. ( Mahaguru ada menjelaskan dalam artikel bahwa Sri Dewi ini memiliki kemampuan yang paling handal untuk memperediksikan untung dan buntungnya nasib para insan.)


天母並兼有戰神屬性,周圍環繞龐大眷屬,騾下方前後則有海怪頭的摩竭女神及獅頭的獅面女神。

Bunda Mahakali termasuk Dewi Perang, di sekitarnya terdapat para kerabat yang dipimpin oleh Dewi berkepala Makara dan Dew i berkepala Singa.



Penyelarasan Antara Peleburan dan Perlindungan

Source : Grand Master Liansheng Dharmatalk - Hongguangdachengjiu

17 April 1998 

 Barusan kita menyimah kita mendengar Dharmadesana Bhiksuni Lian Ye yang membahas mengenai penyembuhan spiritual yang dilakukan di Diamond Temple di New York, dia juga membahas mengenai sosok Dewi dari India, yaitu Dewi Kali.



  Ajaran yang paling utama di India pada awalnya adalah Brahmana, sedangkan ajaran Brahmana ini mengalami perkembangan sampai sekarang menjadi Agama Hindu, nama barunya adalah Agama Hindu. Sedangkan nama yang lebih kuno adalah ajaran Brahmana.


  Ajaran Brahmana ini mempunyai tiga dewa utama, yang pertama yaitu Brahma Sang Pencipta.

  Yang kedua adalah Dewa Pelebur, yaitu Mahamahesvara, yaitu merupakan Dewa Siwa yang sangat populer.



  Selain itu, adalah Dewa Pemelihara, yaitu Dewa Wisnu.


  Ini adalah Trimurti dalam agama Hindu, juga merupakan Tiga Dewata Utama dalam ajaran Brahman.
  Selain tiga dewa utama ini, mereka memiliki banyak sekali Dewi Shakti. Seperti halnya Siwa sendiri mempunyai shakti, Shakti Nya inilah yang memiliki banyak manifestasi.


  Bahkan sepertinya setiap Dewata mempunyai banyak manifestasi. Seperti Dewa Pemelihara sendiri mempunyai banyak penjelmaan, seperti Sakyamuni Buddha juga diyakini oleh mereka sebagai salah satu avatara dari Dewa Pemelihara.


  Maka, Dewa Mahabrahma juga memiliki banyak penjelmaan. Sedangkan Mahesvara dan Wisnu juga memiliki banyak jelmaan.


  Asal mula dari ajaran Brahman ini bisa dikatakan berasal dari fenomena alam. Seperti fenomena di alam seperti penciptaan, peleburan dan ada juga pemeliharaan. Dengan demikian proses terbentuknya alam ini menjadi sebuah agama dan keyakinan.

  Diantaranya ada penjelmaan dari garis Bunda juga sangat garang. Seeperti saat kita pergi ke India, banyak melihat Dewata yang termasuk dalam golongan Bunda.


  Dalam Tantrayana , mereka disebut dalam golongan Dakini dan Mahadewi.


  Kemudian, para Dewi ini juga sangat garang. Bahkan kita dalam Tantrayana ada Lima Dewi Panjang Usia, ini juga merupakan golongan makhluk suci wanita.



  Ada juga Dua Belas Dewi Gunung Salju. Ini semua ada pertaliannya dengan ajaran Brahmana dan Agama Hindu.

  Jadi Tantrayana ada pertalian dengan beberapa Dewi ini, seperti Dewi Kali, mereka (beberapa sekte India) ada yang memuja Dewi nya , seperti yang bisa kalian saksikan di Nepalpemujaan mereka semua menggunakan darah, bisa dikatakan Anda tidak bisa apa-apa lagi (sudah tradisi).


  Sekujur rupang dipenuhi dengan darah, di lantai juga penuh darah, semua mengorbankan kambing, dan beberapa hewan tersebut untuk pemujaan, kelihatannya sangat mengerikan !



  Namun raut muka mereka, wajah dari beberapa Dewi tersebut ada yang sangat menyeramkan.


  Karena dalam ajaran Brahmana dan Agama Hindu sendiri ada membahas mengenai penciptaan, dan kemudian juga harus ada peleburan.



  Diantaranya ada Dewa Pemelihara, sedangkan Dewa pelebur adalah untuk fungsi peleburan.

  Namun Agama Hindu juga sangat menghormati proses peleburan. Karena peleburan juga merupakan suatu prose alami.


  Mereka percaya bahwa Dewa Pelebur seperti Siwa, memiliki kekuatan yang besar, demikian halnya dengan fenomena alam.


  Kenapa menghormati Dewa Pelebur ? Bukankah Peleburan itu tidak baik ?


  Sesungguhnya bila kita teliti dari sudut pandang filsafat, jika tidak ada peleburan, maka tidak aka nada pembangunan, maka peleburan juga termasuk tumimbal lahir.


  “Peleburan” meskipun bersifat pengerusakan, namun setelah Anda melakukan peleburan, barulah bisa melakukan pembangunan. Dari peleburan bisa menghasilkan kehidupan yang baru.



  Seeperti teori yang diajarkan oleh Buddha mengenai empat masa sirkulasi, yaitu pembentukan, terbentuk, rusak dan sunya. Diantaranya, proses pelapukan ini adalah merupakan fenomena alamiah.


  Maka “rusak” belum pasti tidak baik, dia juga mengandung kekuatan alam semesta untuk keseimbangan.


  Kita perhatikan Tao di Tiongkok, ada simbol Taiji, Yin dan Yang, Wuji dan Taiji. Di dalam Taiji ada dua macam makna, yaitu ada Yin dan ada Yang, ada Dewa Yang dan ada Dewa Yin, yang satu putih dan yang satu hitam. Merupakan fenomena dua makna. Yang putih, bisa dikategorikan sebagai Dewa Pelindung, yang hitam adalah Dewa Pelebur.



  Maka setelah Dewa Pencipta melakukan penciptaan, maka fungsinya tidak akan ambil peranan lagi, Dia akan kembali ke Sura Mahabrahma. Kemudian yang masih ada adalah Dewa Pelindung dan Dewa Pelebur. Kedua bagian itu memegang peranan yang demikian dalam semesta alam.



  Demikian juga dalam Taosime, ada yang putih, hitam, setengah setengah. Yang satu adalah Dewa Pemelihara dan yang lainnya adalah Dewa Pelebur.


  Maka mereka dalam menghormati Dewi Kali juga berpendapat demikian, menghormati Nya maka akan memperoleh perlindungan Nya. Menghormati Dewa Pelebur dan Dewi Shakti.

  Boleh saja menghormati, namun berdasarkan ajaran Buddha kita juga termasuk menginginkan harmonisasi.

  jadi , jika kita juga menjadikan peleburan sebagai pujaan, Saya sendiri berpendapat bahwa peleburan itu merupakan objek yang patut dipuja.

  Seperti halnya dengan Dewi Sri atau Dewi Sarasvati dalam Tantrayana, semua adalah termasuk golongan Female Deitys. Sarasvati Dewi dan Sri Dewi adalah Dewata Wanita, tapi kemampuan mereka dalam menghancurkan juga sangat kuat. Maka, Tantrayana itu memiliki hubungan dengan ajaran Brahmanisme.


  Karena perkembangan Buddhisme India di dahului oleh Buddhisme mula-mula, kemudian Buddhisme awal ini berkembang menjadi Hinayana, yaitu Hinayana yang berasal dari Sthavira dan Mahasanghika.


  Kemudian menjadi Mahayana, yaitu Buddhisme Mahayana yang mengembangkan Bodhicitta.

  Kemudian di India bertransformasi menjadi Buddhisme Tantrayana, di Tantrayana telah dimasukkan para Dewata Brahmanisme kedalamnya.


  Maka, seperti Dewi Kali, juga masih mempunyai pertalian dengan kita Tantrayana.

  

Sebenarnya, asalkan kita sangat menghormati beberapa Dewi ini, maka akan berfungsi sebagai pelindung, ini boleh. Namun Beliau sendiri mempunyai kekuatan penghancur.



  Maka, saat Anda ingin menghormati para Dewi ini, Anda harus mempunyai tujuan yang . Namun bagi Anda yang menjadi umat Buddha, hanya sebatas menganggap merka adalah seorang Dharmapala. Sama seperti cara bagaimana kita menghormati Dharmapala.

  Anda yang menekuni Buddhisme adalah berbeda, dari tubuh Anda sendiri bisa memancarkan cahaya. Anda harus memunculkan prajna diri Anda sendiri, Anda harus mengerti bagaimana menjadi leluasa, Anda harus tahu bagaimana menyelaraskan perlindungan dan peleburan.


  Maka Anda harus belajar dari kebenaran alamiah alam semesta ini, Anda harus tahu apa itu melindungi ? apa itu merusak ? kemudian Anda harus bisa menyelaraskan antara perlindungan dan peleburan, kemudian melampauinya dan mencapai keberhasilan.


  Seperti halnya dalam penyembuhan dengan kekuatan batin, Anda juga harus menyelaraskan antara perlindungan dan peleburan, kemudian menggunakan Prajna tathagata untuk melakukan penyelarasan, ini lah penyembuhan dengan kekuatan batin.

  maka, ini lebih mendalam lagi, ada peleburan, ada pemeliharaan dan ada penyelarasan. Sebenarnya salah satu dari sepuluh gelar Tathagata adalah, “Purusa Damyasarathi” , inilah penyelarasan.


  Saat Sang Buddha Tathagata berada di dunia ini, Beliau juga seringkali melakukan harmonisasi, seperti misalnya terhadap perang antara Dewa Indra dan bangsa asura, Sang Tathagata menjadi seorang Pembina yang mendamaikan.

  Seperti halnya juga dengan perang antara bangsa naga dengan garuda, Sang Tathagata juga menjadi Guru yang mendamaikan. Ini ada tertulis dalam Suvarnaprabhasasutra.



  Maka salah satu dari sepuluh gelar Buddha adalah Purusha Dhamyasarati.


  Jika Anda menjadi seorang penyembuh spiritual , maka Anda harus bisa menjadi seorang Bijaksanawan yang menyelaraskan.

  Yang satu adalah peleburan dan yang satunya lagi adalah pemeliharaan, diantara keduanya ini bagaimana Anda mengubah sebuah penghancuran menjadi bersifat melindungi ? Inilah penyembuhan spiritual.

Om Mani Padme Hum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan

Om Mani Padme Hum

Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini

Manjusri Mantra

Music


Music