Oleh: Buddha Hidup Lian Sheng
Dewasa ini, ada negara-negara di dunia ini yang menerapkan hukuman mati, ada pula yang menentang hukuman mati, antara keduanya cukup kontroversial.
Negara yang menerapkan hukuman mati berasumsi bahwa ada satu jenis orang yang melakukan segala tindak kejahatan atau penjahat kelas kakap, jika tidak diterapkan hukuman mati, rakyat tidak akan puas.
Misalnya 5 jenis perbuatan durhaka:
1. Membunuh ayah. (dosa berat)
2. Membunuh ibu. (dosa berat)
3. Membunuh arahat. (dosa berat)
4. Melukai Buddha hingga berdarah. (dosa berat)
5. Memecahbelah Sangha. (dosa terberat)
Semua ini membuat orang geram dan hilang kesabaran. Menurut Buddhadharma, "memecahbelah Sangha" adalah dosa terberat, sebab menyebabkan manusia meninggalkan Triratna, asalkan menyebabkan manusia meninggalkan Triratna, selamanya masuk ke alam samsara dan mustahil keluar lagi.
"Memecahbelah Sangha" kelihatannya lebih ringan daripada karma pembunuhan, namun, menurut Buddhadharma, ternyata lebih berat daripada karma pembunuhan, mengapa?
Jawabannya adalah, "Membunuh jiwa manusia = membunuh spiritual manusia = membunuh Buddhata manusia." Jadi, menyebabkan manusia meninggalkan "Buddha sejati", sama halnya dengan membunuh Buddhata manusia, dosanya tak terampuni. Orang yang terkejam di antara orang kejam.
Misalnya lagi: membunuh, mencuri, berzinah, berdusta, mengadu domba, memaki, bicara cabul, serakah, marah, dan berpandangan sesat.
Di atas adalah sepuluh jenis kejahatan.
Ada orang yang lebih dulu perkosa lalu membunuh, semua kejahatan dilakukannya, sungguh membuat orang geram; ada pula orang yang mencuri, membunuh, dan melakukan pelecehan seksual, lebih membuat orang geram, bagaimana tidak menjatuhi hukuman mati pada penjahat kelas kakap ini?
Namun, sepengetahuan saya, jika menjatuhkan hukuman mati, misalnya ditembak mati, digantung mati, disetrum mati, dan lain sebagainya. Hati si mendiang menjelang hukuman mengandung kebencian. Yang akan merasuki tubuh bardo (arwah).
1. Pikiran mengandung kebencian.
2. Jodoh karma mengandung kebencian.
3. Kelahiran mengandung kebencian.
4. Agregat mengandung kebencian.
5. Benih mengandung kebencian.
(Kebencian ini adalah amarah)
Bila bereinkarnasi menjadi manusia, "kemarahan" semakin merajalela, ia akan menjadi orang yang "tidak tahu malu", kelak kejahatan yang dilakukannya lebih besar lagi.
Saya berasumsi, lebih baik "hukuman seumur hidup". Selama mereka menjalani hukuman, sadarkan dan didik mereka, bersihkan hati mereka, dan biarkan mereka meninggal dengan wajar. Itu sebabnya, pembabaran Dharma di penjara sangat dibutuhkan, jangan diremehkan.
Hukuman mati memang bisa menyenangkan hati rakyat, umat manusia bagaikan bebas dari beban berat. Namun, tubuh bardonya justru mengandung hawa kebencian yang lebih berat lagi, kelak orang yang bereinkarnasi tersebut, tetap menjadi penjahat kelas kakap, waspadalah!
Lebih lanjut, saya merasa "manusia" menjatuhkan hukuman mati pada "manusia", sepertinya tidak benar. Saya pribadi berasumsi bahwa di dunia fana ini, orang suci sangat sedikit jumlahnya, kebanyakan orang awam.
Orang awam menjatuhi hukuman mati pada orang awam, ada yang memang pantas mati, lagipula mereka mati sesuai perbuatannya, memang tidak keterlaluan dijatuhi hukuman mati. Namun, tetap ada yang dikambinghitamkan dan mengantar nyawa dengan sia-sia. Dari dulu hingga sekarang, berapa banyak neraka penasaran, tulang mayat bertumpuk setinggi gunung, memangnya hawa kebencian tidak meluap. Seperti: Wen Tianxiang, Yue Fei, Yuan Chonghuan, dan lain sebagainya.
Berapa banyak arwah kebencian, setan mendeklamasikan sajak.
Saya berasumsi, "manusia" tidak dapat menjatuhi hukuman mati pada "manusia". Menurut hukum karma dalam Agama Buddha, akan ada Raja Yama yang menjatuhkan hukuman padanya, akan termanifestasi tiga alam samsara dari dalam hatinya, keputusan vonis bukan pada manusia, melainkan hatinya sendiri.
Ini barulah kebenaran.
Selasa, 03 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Segala Pahala Kebajikan dari pembabaran Dharma di blog ini, seluruhnya dipersembahkan kepada Mula Guru Dharmaraja Lian Sheng, semoga Dharmaraja Lian Sheng selamanya menetap di dunia, dan memutar Roda Dharma dalam bentuk kendaraan besar dan kecil untuk berbagai tingkat kemampuan dalam motivasi semua makhluk yang ada saat ini. Semoga saya dapat segera mencapai Pencerahan Sempurna demi semua makhluk. Semoga semua makhluk yang hidup di Samsara dapat berjodoh dengan Buddha Dharma, mempraktekkan Dharma, setelah memperoleh pengetahuan, dapat mengalahkan musuh - musuh yang berbahaya, dari ketiga racun, dan dapat mencapai Pencerahan
Om Mani Padme Hum
Om Mani Padme Hum
Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara Sedharama, Lian Hua Shi An yang telah menerjemahkan sangat banyak Materi Dharma dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia, yang mana hasil terjemahannya sangat banyak yang saya post di blog ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar